REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Para pemimpin Taliban mengaku setuju untuk terus melakukan pembicaraan damai dengan utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad.
Diplomat AS kelahiran Afghanistan itu dilaporkan bertemu dengan para pemimpin Taliban di Qatar pada Jumat (12/10). Ini sebagai upaya untuk menemukan cara dalam mengakhiri perang yang berlangsung 17 tahun di Afghanistan.
"Kedua belah pihak berbicara (tentang) mengakhiri pendudukan dan solusi damai untuk masalah Afghanistan. Kedua belah pihak setuju untuk melanjutkan pertemuan di masa depan," kata juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid dalam sebuah pernyataan.
Khalilzad tiba di Kabul pada Sabtu. Ia menyampaikan kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani tentang perjalanannya selama 10 hari di empat negara yang berakhir dengan pertemuan bersama para pemimpin Taliban. "Itu adalah pertemuan pendahuluan di mana delegasi AS yang terdiri dari delapan anggota mengadakan pertemuan terperinci dengan anggota-anggota kantor politik kami," kata seorang anggota senior Taliban.
Sher Mohammad Abbas Stanakzai, yang merupakan kepala kantor Taliban di Qatar, memimpin diskusi. Seorang anggota senior Taliban mengatakan Khalilzad telah meminta pimpinan Taliban, yang bermarkas di ibu kota Qatar, Doha, untuk mengumumkan gencatan senjata di Afghanistan selama enam bulan, dimulai sebelum pemilihan parlemen 20 Oktober mendatang.
"Kedua belah pihak membahas prospek perdamaian, dan kehadiran AS di Afghanistan," kata seorang pejabat Taliban lainnya.
Sebagai gantinya, Taliban ingin Pemerintah Afghanistan untuk melepaskan anggotanya yang di penjara di seluruh negeri. Taliban juga meminta pemindahan cepat pasukan asing yang bertempur bersama pasukan Afghanistan.
Sumber Taliban mengatakan, delegasi AS mengusulkan pembentukan komite berbeda untuk menangani pembebasan tahanan. "Tidak ada pihak yang setuju untuk menerima tuntutan pihak lain dengan segera, tetapi mereka setuju untuk bertemu lagi dan mencari solusi atas konflik itu," katanya.
Khalilzad diangkat bulan lalu, ketika pemerintahan Presiden Donald Trump meluncurkan upaya baru untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Taliban.
Seorang pejabat senior yang bekerja dengan presiden Afghanistan mengatakan Khalilzad telah memberi tahu Ghani tentang pertemuannya dengan para menteri senior dan diplomat top di empat negara. Mereka dinilai dapat memainkan peran kunci.
Perjalanan Khalilzad dimulai di Afghanistan dan dia melakukan perjalanan ke Pakistan, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Qatar sebelum kembali ke Kabul.
Pernyataan tentang perjalanan diplomatik Khalilzad yang dirilis oleh kedutaan AS di Kabul tidak mengkonfirmasi pertemuannya dengan Taliban. "Amerika Serikat berbagi aspirasi semua warga Afghanistan untuk Afghanistan yang damai. Semua warga Afghanistan harus menjadi bagian dari proses rekonsiliasi ini," kata Khalilzad, menurut pernyataan kedutaan.