REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS— Nassib, perbatasan antara Yordania dan Suriah secara resmi dibuka kembali pada Senin (15/10). Perbatasan itu telah ditutup selama tiga tahun.
Pemerintah Suriah merebut kembali wilayah di sekitar perbatasan Nassib, Yordania pada Juli dalam serangan yang didukung Rusia. Serangan itu untuk mengusir para pemberontak dari benteng mereka di Suriah barat daya.
Penutupan persimpangan Nassib pada 2015 memotong rute transit penting bagi ratusan truk untuk mengangkut barang antara Turki dan Teluk, serta Lebanon dan Teluk. Perdagangan ini menghasilkan miliaran dolar AS dalam satu tahun.
Sejak saat itu, satu-satunya perbatasan yang beroperasi di Suriah adalah jalur perbatasan Lebanon.
Kantor berita resmi Suriah, Sana melaporkan, Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari tiba di Damaskus pada Ahad untuk melakukan kunjungan selama tiga hari.
Dia dan Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moualem membahas langkah-langkah untuk membuka kembali perbatasan mereka.
Presiden Suriah Bashar al-Assad telah merebut banyak wilayah di Suriah. Ini menyebabkan lalu lintas internal berjalan normal di antara sebagian besar kota-kota besar.
Dampak positifnya terjadi pergerakan barang dan orang-orang yang membawa dorongan ekonomi di wilayah-wilayah yang dikendalikan pemerintah.
Juru bicara pemerintah Yordania Jumana Ghunaimat mengatakan, tim teknis dari Suriah dan Yordania bertemu di sisi Yordania pada Ahad lalu. Mereka menyepakati pengaturan akhir untuk membuka kembali perbatasan mulai 15 Oktober.
Kepala Majelis Industri Amman Nael Husami mengatakan, meskipun perbatasan dibuka secara resmi pada Senin, namun perbatasan belum bisa digunakan untuk lalu lintas normal.
Televisi pemerintah Suriah juga mengutip Menteri Dalam Negeri Mohammed al-Shaar yang mengatakan, bahwa penyeberangan perbatasan dan jalan menuju tempat itu sedang direnovasi.
Membuka perbatasan Nassib juga penting bagi Lebanon, yang bergantung pada Suriah untuk akses darat ke semua negara.
Ini karena satu-satunya perbatasan lainnya yang dimiliki Lebanon adalah dengan Israel, di mana kedua negara tidak memiliki hubungan diplomasi.
Pada Juli, pengurus ekonomi sementara Lebanon, Raed Khoury mengatakan penting bagi para eksportir Lebanon untuk dapat kembali mengirimkan hasil panen mereka melalui Suriah ke wilayah yang lebih luas.
"Ekspor Lebanon turun hingga 35 persen setelah konflik Suriah dimulai," kata Khoury.
Sementara itu, perbatasan dengan Turki masih tertutup di wilayah yang dipegang pemerintah Suriah. Perbatasan hanya terbuka di wilayah yang dikuasai pemberontak.
Di dekat perbatasan Suriah dengan Irak, pangkalan militer Amerika Serikat (AS) telah menutup jalan raya utama Damaskus-Baghdad, meskipun ada persimpangan yang lebih kecil di Albu Kamal timur yang saat ini terbuka hanya untuk lalu lintas pemerintah atau militer.
Menteri luar negeri Suriah dan Irak telah membahas percepatan upaya untuk membuka kembali perbatasan antara kedua negara.
Reuters
Marniati