Selasa 16 Oct 2018 09:01 WIB

PBB Peringatkan Kasus Kelaparan Kronis di Yaman

Dua dari lima penduduk Yaman kelaparan akibat perang.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Salah satu sudut kota di Yaman yang hancur akibat perang.
Foto: Reuters
Salah satu sudut kota di Yaman yang hancur akibat perang.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) memperingatkan kasus kelaparan yang dialami warga Yaman. Menurut WFP, jumlah warga Yaman yang mengalami kelaparan dapat meningkat menjadi 12 juta atau dua dari lima penduduk penduduk Yaman dalam beberapa bulan mendatang. Peningkatan dapat terjadi karena perang yang terus berlanjut dan krisis ekonomi yang semakin parah.

Yaman telah dilanda perang selama lebih dari tiga tahun. Perang terjadi  antara pemerintah yang diakui secara internasional, didukung oleh koalisi militer yang dipimpin Saudi dan gerakan Houthi. Yaman adalah negara termiskin di jazirah Arab.

WFP mengatakan, pertempuran yang meningkat, khususnya di sekitar kota pelabuhan utama Hudaidah menimbulkan kekhawatiran akan nasib jutaan orang Yaman yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka dikhawatirkan menderita kelaparan dan penyakit parah.

"Jika situasi ini berlanjut, kita bisa melihat tambahan 3,5 juta warga Yaman yang putus asa yang sangat membutuhkan bantuan makanan reguler untuk mencegah mereka kelaparan," kata jurubicara WFP Herve Verhoosel.

Baca juga, Presiden Yaman Ajak Seluruh Warga Perangi Houthi.

Verhoosel mengatakan WFP  sedang meningkatkan bantuan pangan dan nutrisi daruratnya agar dapat memenuhi kebutuhan 8 juta warga Yaman setiap bulan.

Aliansi yang dipimpin Saudi, yang didukung oleh negara-negara Barat seperti Inggris dan Amerika Serikat memasok senjata dan intelijen ke Yaman. Mereka memberlakukan blokade di Hudaidah selama beberapa pekan pada akhir tahun lalu. Menurut koalisi, blokade dilakukan   untuk mencegah masuknya pasokan senjata untuk Houthi.

Yaman secara tradisional mengimpor 90 persen dari makanannya. Semua pelabuhan udara, darat dan lautnya saat ini berfungsi, tetapi pertempuran di sekitar Hudaidah membuat para pekerja WFP kesulitan untuk mengambil 51 ribu ton stok gandum di fasilitas Red Sea Mills. "Jumlah itu cukup untuk memberi makan 3,7 juta orang di Yaman utara dan tengah selama satu bulan," Kata Verhoosel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement