Selasa 16 Oct 2018 12:12 WIB

Perdana Menteri Yaman Dipecat

Ahmed bin Dagher dipecat karena berselisih dengan Uni Emirat Arab.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Konflik Yaman
Foto: Youtube
Konflik Yaman

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi memecat Ahmed bin Dagher karena krisis ekonomi perkepanjangan di negara tersebut. Ahmed bin Dagher digantikan oleh Maeen Abdulmali Saeed.

"(Pemecatan) ini adalah hasil dari kelalaian pemerintah periode dalam hal ekonomi dan layanan administrasi," kata pernyataan pemerintah Yaman, Selasa (16/10).

Seperempat dari total populasi mereka atau sekitar 22 juta orang membutuhkan bantuan dan 8,4 juta orang terancam kelaparan. Sebagian wilayah utara Yaman termasuk ibu kota Sanaa dikendalikan oleh kelompok pemberontak Syiah Houthi.

Sementara presiden yang didukung negara-negara Barat dan Teluk Abd-Rabbu Mansour Hadi, berusaha memulihkan kekuasaan. Ia menarik Saeed mantan menteri pekerjaan umum yang berkerja di Arab Saudi sejak tahun lalu untuk membenahi perekonomian Yaman.

Baca juga, PBB akan Gelar Perundingan Damai Yaman.

Ahmed bin Dagher dipecat karena berselisih dengan Uni Emirat Arab, salah satu anggota koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi. Padahal koalisi ini yang membantu pemerintah Yaman melawan kelompok pemberontak Houthi sejak tahun 2015 lalu.

Ahmed bin Dagher mengucapkan selamat kepada Saeed melalui media sosial Twitter. Sebagian besar rakyat Yaman kini tinggal di wilayah yang dikuasai oleh Houthi. Sementara pemerintah Yaman mengusai  hanya daerah selatan.

Nilai mata uang Yaman, riyal, sudah kehilangan separuh nilainya terhadap dolar AS sejak dimulainya perang. Tahun lalu, pemerintah Yaman berusaha untuk meningkatkan likuiditas dengan mencetak uang.

PBB sudah mengirim utusan mereka untuk membantu memulihkan kondisi Yaman. Utusan khusus PBB Martin Griffiths sempat mengatakan organisasinya sedang membahas rencana darurat untuk memulihkan kepercayaan ekonomi Yaman.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement