Rabu 17 Oct 2018 17:48 WIB

Rusia Tegaskan tak akan Pindah Kedubes ke Yerusalem

Rusia mendukung penyelesaian konflik dua negara.

Red: Nur Aini
Bendera Rusia
Foto: forbes.com
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menegaskan bahwa negaranya tidak akan memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal itu dilakukan meskipun beberapa negara telah dan berencana mengikuti langkah Amerika Serikat memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem.

"Kami tidak berencana memindahkan kedutaan kami dan sikap kami jelas mendukung penyelesaian dua negara," kata Vorobieva dalam keterangan pers di Kedutaan Besar Rusia, di Jakarta, pada Rabu (17/10).

Baca Juga

Penegasan itu kembali disampaikan Dubes Vorobieva terkait pengumuman Perdana Menteri Scott Morrison, yang berencana memindahkan Kedubes Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem mengikuti langkah Presiden AS Donald Trump. Vorobieva enggan menanggapi alasan rencana Morrison itu, tetapi ia mengatakan bahwa jika dilihat dari hubungan Australia, yang adalah salah satu sekutu AS, mungkin saja rencana tersebut akan terjadi.

Meskipun demikian, Vorobieva berharap rencana itu tidak terwujud dan semua negara perlu berhati-hati karena masalah Palestina dan Israel sangat peka. Dengan begitu, mengikuti langkah AS memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem hanya akan memperburuk upaya perdamaian yang berjalan sulit.

"Rusia bersama Indonesia dalam hal ini, bahwa penyelesaian dua negara adalah satu-satunya cara nyata saat ini untuk perdamaian Israel dengan Palestina. Dan jika negara lain mengikuti ukuran ganda AS, maka komitmen mereka pada perdamaian sangat perlu dipertanyakan," kata dia.

Terkait kemungkinan perubahan sikap AS dalam Dewan Keamanan PBB dalam menyikapi berbagai masalah internasional setelah Perwakilan Tetap AS untuk PBB Nikki Haley mundur pada tahun depan, terutama tentang Palestina dan berbagai kritik pada Rusia, Vorobieva mengatakan kemungkinannya sangat kecil.

"Fakta bahwa dia mundur tidak akan mengubah keputusan, yang diambil Kongres atau Presiden AS. Saya meragukan kepribadian seorang utusan berarti banyak dalam hal ini, meskipun Haley memang cukup keras dalam membahasakan kebijakan negaranya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement