REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Fransiskus menyatakan bersedia mengunjungi Korea Utara (Korut). Hal itu ia sampaikan setelah bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Vatikan, Kamis (18/10).
Dalam pertemuan itu, Moon menyampaikan pesan yang dititipkan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un yang hendak mengundangnya ke Pyongyang. "Pesan yang disampaikan Presiden Moon memuaskan dan saya akan senang dikirimi undangan resmi (dari Korut)," kata Paus Fransiskus, dikutip laman NK News.
"Jika saya menerima undangan resmi, saya pasti akan merespons dan saya dapat pergi (ke Korut)," ujar Paus Fransiskus menambahkan. Bila kunjungan tersebut terlaksana, Paus Fransiskus akan menjadi paus pertama yang datang ke Korut.
Ketika bertemu dengan Moon pada September lalu, Kim mengatakan akan dengan senang hati menyambut kunjungan Paus Fransiskus di negaranya. Kim meminta Moon menyampaikan pesannya itu ketika mengunjungi Vatikan.
Kendati demikian, sebelum Moon tiba di sana, Vatikan telah merespons pernyataan Kim. Vatikan mengatakan menunggu undangan resmi dari Pyongyang.
Paus Fransiskus diketahui memiliki perhatian terhadap ketegangan yang berlangsung di Semenanjung Korea. Ia menyambut serta memuji pertemuan perdana antara Kim dan Moon di Panmunjeom pada April lalu. Menurutnya, keputusan kedua pemimpin untuk bertemu adalah sesuatu yang berani.
Kedatangan Paus Fransiskus ke Korut memang diharapkan dapat membantu menciptakan stabilitas di Semenanjung Korea. Sebab saat ini Korut tengah berupaya melakukan denuklirisasi walaupun masih dibebani sanksi Dewan Keamanan PBB.
Pada tahun 2000, pemimpin Korut Kim Jong-il pernah mengundang Paus Yohanes Paulus II ke negaranya. Namun rencana kunjungan itu tak pernah terealisasi.
Baca: Di hadapan Paus Franciskus, Moon Bicara Perdamaian Korea