REPUBLIKA.CO.ID, SOCHI -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ISIS menyekap hampir 700 sandera di wilayah Suriah, yang dikendalikan pasukan pimpinan Amerika Serikat. Ia juga mengatakan kelompok itu membunuh sejumlah sandera dan mengancam membunuh banyak lagi.
Ketika berbicara di kota tempat liburan di Laut Hitam, Sochi, Putin mengatakan beberapa warga negara Amerika Serikat dan Eropa termasuk di antara yang disandera. Ia menambahkan bahwa ISIS sedang memperluas kendalinya atas wilayah di tepi barat Sungai Eufrat, yang dikuasai AS dan pasukan dukungan AS.
Putin tidak memberikan keterangan rinci soal apa yang dituntut para penyandera. "Mereka telah mengeluarkan ultimatum, tuntutan rinci dan memperingatkan bahwa kalau ultimatum itu tidak dipenuhi, mereka akan membunuh 10 orang tiap hari. Kemarin lusa mereka membunuh 10 orang," kata Putin dalam forum diskusi Valdai di Sochi.
Kantor berita TASS melaporkan pada Rabu bahwa ISIS telah menyekap sekitar 700 sandera di provinsi Suriah Deir-al-Zor. Hal itu setelah mereka menyerang perkampungan pengungsi di suatu wilayah yang dikendalikan pasukan dukungan AS pada 13 Oktober.
TASS melaporkah bahwa para milisi ISIS telah menculik sekitar 130 keluarga dan membawa mereka ke kota Hajin. Di Washington, militer AS mengungkapkan keraguannya atas pernyataan Putin itu.
"Kami telah memastikan bahwa ada serangan terhadap kamp IDP (pengungsi) di dekat (Deir-al Zor) pekan lalu, tapi kami tidak memiliki informasi yang menguatkan dugaan Presiden Putin bahwa ada sandera dalam jumlah banyak dan kami meragukan keakuratan (dugaan) itu," kata juru bicara Pentagon, Komandan Sean Robertson, dalam pernyataan.
"Kami juga tidak mengetahui apakah ada warga negara AS di perkampungan tersebut," kata Robertson.