REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, pada Sabtu (20/10), mengatakan, perlu ada investigasi lanjutan setelah Pemerintah Arab Saudi mengumumkan bahwa jurnalis Jamal Khashoggi meninggal di Gedung Konsulat di Istanbul, Turki. Pengakuan Arab Saudi itu masih menyisakan misteri atas kematian koresponden Washington Post itu.
"Masih banyak yang belum jelas. Ada apa? Bagaimana dia meninggal? Siapa yang bertanggung jawab? Saya berharap semua fakta terkait akan terbuka dengan jelas secepatnya," kata Rutte kepada wartawan di Kopenhagen.
Seperti diketahui, Khashoggi merupakan mantan orang dalam Riyadh. Ia banyak menulis tentang kebijakan Kerajaan Arab Saudi. Ia mengkritik perang yang sedang berlangsung di Yaman.
Khashoggi hilang setelah memasuki Gedung Konsulat di Istanbul dua pekan lalu. Ia berencana mengurus dokumen untuk pernikahannya. Namun, keberadaan selanjutnya tak diketahui.
Banyak pihak mendesak Pemerintah Arab Saudi menjelaskan hilangnya Khashoggi. Awalnya, Pemerintah Arab mengaku tak tahu menahu tentang keberadaan juru tinta itu.
Pemerintah Turki yang menurunkan penyidik untuk melakukan investigasi mengaku telah mengantongi rekaman suara dan gambar Khashoggi di Gedung Konsulat. Para penyidik mengatakan, ia sengaja dibunuh dan tubuhnya dimutilasi.
Turki menemukan bukti bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh tim agen dari Arab Saudi. Pemerintah setempat bahkan telah menengarai adanya 15 orang yang diduga sebagai agen. Mereka diketahui melakukan penerbangan keluar masuk Turki di hari Khasshoggi menghilang.
Belakangan, Pemerintah Arab Saudi mengaku Khashoggi tewas di Gedung Konsulat. Ia dinyatakan terlibat perkelahian dengan orang-orang yang ditemui di sana. Tubuhnya tak ditemukan setelah dibuang.