REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar tidak meninggalkan perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces Treaty (INF) yang disepakati bersama Rusia pada tahun 1987. Menurutnya, langkah yang diambil Trump bisa memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan.
Perjanjian INF tahun 1987 dinegosiasikan oleh Gorbachev dan Ronald Reagan sebagai Presiden AS ke-40. Perjanjian tersebut menyepakati untuk melenyapkan semua rudal nuklir dan misil konvensional yang miliki jarak tempuh 500 hingga 5.500 kilometer.
Namun, AS kerap menuduh Rusia melanggar ketentuan-ketentuan dalam perjanjian INF. Kedua pihak juga telah mengisyaratkan pembalasan militer dalam perselisihan yang mengancam kembalinya hari-hari paling gelap pada masa perang dingin.
Akhir pekan ini, Trump mengumumkan akan keluar dari kesepakatan perjanjian INF. Dilansir dari The Telegraph, Ahad (21/10), Gorbachev menegaskan, apa yang dikatakan Trump adalah sebuah kesalahan.
"Dalam situasi apa pun kita tidak perlu mencemari kesepakatan perlucutan senjata lama, apakah mereka di Washington benar-benar tidak mengerti apa yang bisa terjadi? Keluar dari INF adalah kesalahan," kata Gorbachev sebagaimana dilaporkan Interfax News Agency.
Seorang juru bicara dari Moscow Kremlin mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin akan mencari jawaban dari AS tentang rencana penarikan dari perjanjian INF. Putin akan bertemu Penasihat Keamanan Nasional Trump, John Bolton, yang dijadwalkan akan berada di Moskow selama dua hari. Pertemuan mereka diyakini akan menjadi dasar untuk pertemuan Putin dan Trump.