REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel telah menangkap dua pejabat Otorita Palestina karena diduga membantu menculik seorang warga Palestina di Yerusalem. Dua pejabat itu adalah Adnan Gheith, yang memegang sebagian besar jabatan seremonial gubernur Yerusalem yang ditunjuk Palestina, dan Jihad Al-Faqeeh, kepala intelijen Palestina di kota itu.
Menurut pengacara mereka kedua pejabat itu dituduh membantu menculik seorang penduduk Yerusalem dua pekan lalu, yang sejak itu ditahan oleh Otorita Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Namun kedua pejabat tersebut menyangkal tuduhan itu.
Polisi Israel hanya mengatakan bahwa keduanya telah ditahan hingga Selasa.
Otoritas Palestina mengutuk peristiwa penculikan dua pejabat Palestina ini. Tetapi pihak otoritas Palestina tidak mengomentari secara spesifik tuduhan tersebut. Pejabat senior Palestina, Saeb Erekat, menyerukan pembebasan kedua pejabat itu.
Israel mencaplok Yerusalem Timur setelah direbut dalam perang 1967. Israel menganggap seluruh kota sebagai ibukotanya. Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan.
Menurut sebuah laporan di televisi Israel Reshet 13, warga Palestina Yerusalem yang diculik dua pekan lalu itu memiliki kartu identitas Israel dan kewarganegaraan Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan itu, dia dicari oleh Otoritas Palestina karena membantu menjual properti di kota tua Yerusalem kepada para pembeli Yahudi. "Kami menyadari laporan bahwa seorang warga negara AS telah ditahan oleh Otorita Palestina. Ketika seorang warga negara AS dipenjara atau ditahan di luar negeri, Departemen Luar Negeri bekerja untuk memberikan semua bantuan konsuler yang dibutuhkan," ujar seorang juru bicara kedutaan AS.
Juru bicara itu menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.