Senin 22 Oct 2018 10:19 WIB

Sejarah Hari Ini: AS Umumkan Blokade Terhadap Kuba

Blokade dilakukan setelah Kuba menempatkan rudal baru.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS John F. Kennedy dan isterinya Jacqueline Kennedy
Foto: EPA-EFE/Abbie Rowe/ National Park Service
Presiden AS John F. Kennedy dan isterinya Jacqueline Kennedy

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 22 Oktober 1962, Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy mengumumkan kepada rakyat Amerika bahwa dia telah memerintahkan blokade terhadap Kuba. Keputusan tersebut merupakan tanggapan atas penemuan rudal Soviet yang sedang dipasang di pulau itu.

Dalam pidatonya di televisi, Kennedy mengecam pemimpin Soviet Nikita Khrushchev karena telah menyebarkan ancaman sembrono dan provokatif terhadap perdamaian dunia. Ia memperingatkan, AS sepenuhnya siap untuk membalas jika rudal diluncurkan.

Seperti dilansir di History, empat hari sebelumnya, Kennedy telah mendapatkan bukti foto Soviet sedang membangun 40 lokasi peluncuran rudal balistik di Kuba, dalam jarak yang sangat dekat dengan AS.

Dalam pertemuan-pertemuan rahasia, Kennedy dan para penasihat terdekatnya menyetujui tiga pilihan. Pertama bernegosiasi dengan Rusia untuk menyingkirkan rudal. Kedua mengebom situs-situs rudal di Kuba dan terakhir menerapkan blokade laut untuk Kuba.

Kennedy kemudian memilih untuk memblokade Kuba. Menurutnya, AS bisa mengebom situs rudalnya hanya jika tindakan lebih lanjut terbukti diperlukan.

Blokade dimulai sejak 21 Oktober dan esoknya Kennedy baru memberi pengumuman ke publik sambil memperingatkan rakyatnya akan situasi genting. Dalam pidatonya, ia memperingatkan publik Amerika yang ketakutan bahwa rudal dari Kuba mampu menyerang Washington, DC atau mana saja di bagian tenggara AS, seperti Terusan Panama, dan Mexico City.

Wilayah utara seperti Teluk Hudson dan Kanada, serta wilayah selatan seperti seperti Lima, Peru, juga terancam. Kennedy mengatakan, konfrontasi militer akan dilakukan jika ia telah memerintahkan evakuasi pangkalan militer AS di Teluk Guantanamo di Kuba dan menempatkan unit-unit militer dalam keadaan siaga.

Khrushchev menanggapi pernyataan Kennedy dengan mengirimkan kapal tambahan, yang mungkin membawa muatan militer, ke Kuba. Ia juga memberi izin agar pembangunan di situs rudal di Kuba dapat dilanjutkan.

Selama enam hari berikutnya, Krisis Rudal Kuba telah membawa dunia ke jurang perang nuklir global. Sementara kedua pemimpin terlibat dalam negosiasi menegangkan melalui telegram dan surat.

Untungnya pada 28 Oktober, Kennedy dan Khrushchev telah mencapai penyelesaian konflik dan orang-orang di kedua belah pihak dapat menghirup napas lega meski masih harus waspada. Situs rudal Kuba dibongkar dan sebagai imbalannya, Kennedy setuju untuk menutup situs rudal AS di Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement