Senin 22 Oct 2018 15:09 WIB

Erdogan dan Trump Bicara Khusus Bahas Pembunuhan Khashoggi

Menlu Saudi mengaku Khashoggi dibunuh dalam sebuah operasi jahat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Teguh Firmansyah
Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Racep Tayyip Erdogan melakukan percakapan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terkait kasus kematian jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi.

Perbincangan tersebut dilakuan kedua presiden melalui sambungan telepon. Hal itu diinformasikan kantor media kepresidenan Senin (22/10) dini hari. Dalam perbincangan itu, keduanya sepakat agar kasus Khashoggi dituntaskan.

“Dalam pernyataan tersebut, Erdogan dan Trump menyetujui kasus Khashoggi harus dituntaskan secara menyeluruh,” seperti dilansir Anadolu Agency.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al Jubeir menegaskan Khashoggi dibunuh dalam sebuah operasi jahat oleh pihak-pihak di luar otoritas Arab Saudi. Ia juga membantah putra mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman terlibat dalam operasi tersebut.

“Tak ada yang terkait dengannya (Mohammad bin Salman), ini sebuah operasi yang merupakan operasi jahat,” tegas Adel Al Jubeir seperti dilansir Arab News.

Sementara itu Kerajaan Arab Saudi telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan kerabat Khashoggi. Penyataan belasungkawa disampaikan langsung Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud kepada putra Khashoggi, Salah Jamal Khashoggi melaui telepon.

Saudi Press Agency juga melaporkan bahwa Mohammed bin Salman juga turut melakukan panggilan telepon kepada Salah Jamal Khashoggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement