Senin 22 Oct 2018 19:38 WIB

Laporan: Pangeran MBS Terkejut dengan Kasus Khashoggi

Pangeran MBS disebut menghubungi penasihat Trump untuk Timur Tengah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: Instagram/@jkhashoggi
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman tidak bisa mengerti mengapa hilangnya wartawan Jamal Khashoggi  berubah menjadi persoalan besar. Hal itu dilaporkan the Wall Street Journal  mengutip sumber orang dekat Pangeran. 

Menurut laporan itu, Pangeran mengaku terkejut tewasnya Khashoggi di Istanbul dapat memprovokasi kemarahan internasional. Ia bahkan menelepon penasihat senior Trump, Jared Kushner untuk bertanya mengenai penyebabnya.

Pangeran MBS juga marah karena kasus ini telah berubah menjadi krisis diplomatik. Para pemimpin bisnis dan politisi, dari Menteri Keuangan AS hingga The New York Times, kini telah menjauhi Arab Saudi, dan banyak yang menarik diri dari konferensi besar di Riyadh yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa (23/10).

Wall Street Journal melaporkan, pada 10 Oktober - delapan hari setelah hilangnya Khashoggi - Pangeran MBS menelepon Kushner, yang merupakan menantu laki-laki Trump dan penasihat presiden untuk Timur Tengah. Dia bertanya dalam bahasa Inggris mengenai kehebohan yang terjadi.

Kushner dan John Bolton, penasihat keamanan nasional AS, dilaporkan memberi tahu sang pangeran sebagai tanggapan bahwa ia harus menyelesaikan krisis Ini dengan cepat. Kushner diketahui berteman dekat dengan Pangeran MBS.

Kushner belum mengambil peran publik dalam tanggapan AS terhadap krisis Khashoggi. Namun dilaporkan bahwa dia telah menyarankan Trump untuk mendukung Arab Saudi sampai kehebohan berakhir.

Kasus ini menjadi perhatian dunia internasional setelah Khashoggi hilang secara misterius pada 2 Oktober lalu di Konsulat Saudi di Istanbul. Media Turki mengatakan, Khashoggi telah disiksa dan dibunuh. Tak hanya itu, ia juga dimutilasi di dalam gedung Konsulat.

Investigator Turki menyurigai 15 personel Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut. Ke-15 orang itu datang ke Istanbul saat Khashoggi hilang dan langsung pulang ke Riyadh tak lama setelah tiba. 

Baca juga,  Ini Nama 15 Orang Saudi Diduga Skuat Pembunuh Khashoggi.

Menurut Wall Street, keluarga Kerajaan Saudi, awalnya bersikap santai tentang hilangnya Khashoggi ketika laporan muncul.  "Kemudian menjadi bola salju. Ketika semuanya mulai memanas di Amerika, semua orang (kerajaan) mulai khawatir.” kata sumber tersebut.

Pemerintahan Trump tampak enggan untuk menuding kepemimpinan Saudi yang bertanggung jawab selama berminggu-minggu setelah hilangnya Khashoggi.

Trump bahkan terus menggembar-gemborkan miliaran dolar kontrak senjata antara Washington dan Riyadh, yang berulang kali diklaimnya dapat menciptakan ratusan ribu pekerjaan di AS.

Setelah Arab Saudi mengakui kematian Khashoggi, Trump mengatakan kepada The Washington Post bahwa jelas ada penipuan, dan ada kebohongan dalam penjelasan Saudi tentang menghilangnya Khashoggi dan kematian wartawan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement