REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recey Tayyip Erdogan membenarkan 15 warga negara Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul. Menurut Erdogan, kedatangan 15 warga Saudi itu terbagi atas tiga tim dengan penerbangan terpisah.
Sehari jelang pembunuhan, kata Erdogan, sejumlah anggota tim berangkat ke hutan Belgrad, dekat Konsulat Saudi. Area ini telah disisir oleh kepolisian Turki pekan lalu untuk mencari jasad Khashoggi.
Ia menggambarkan bagaimana tim ini telah memindahkan kamera keamanan dan CCTV di kantor konsulat sebelum kedatangan Khashoggi. Selain itu, Erdogan mengonfirmasi pria mirip Khashoggi keluar dari gedung konsulat.
Pada Senin (22/10), CNN menyiarkan gambar seorang tersangka meninggalkan gedung konsulat mengenakan setelan mirip Khashoggi. Pria itu juga memakai janggut palsu dan kacamata. Tersangka diduga ingin mengaburkan upaya pembunuhan sehingga seakan-akan Khashoggi telah meninggalkan konsulat.
"Seorang pria yang mirip dengan Khashoggi dengan setelan, kacamatan dan janggut termasuk di antaranya yang meninggalkan Istanbul menuju ke Riyadh pada hari yang sama saat pembunuhan," kata Erdogan di depan anggota parlemen AKP, Selasa (23/10).
Erdogan mengonfirmasi 18 orang telah ditangkap di Arab Saudi terkait kasus ini. Sebanyak 15 di antaranya adalah mereka yang ada di Istanbul saat Khashoggi dibunuh. Sementara tiga lainnya merupakan staf konsulat.
Baca Juga: Ini Nama 15 Orang Saud Diduga Skuat Pembunuh Khashoggi.
Media Turki telah mengupas identitas 15 orang yang diduga pelaku pembunuhan. Salah satunya adalah Maher Abdulaziz M Mutreb (47 tahun). Mutreb diyakini telah bekerja selama dua tahun di Kedutaan Besar Saudi di London. Sebuah dokumen yang dipublikasikan pemerintahan Inggris pada 2017 mengungkap jabatan Mutreb sebagai sekretaris pertama.
Sumber BBC mengonfirmasi Mutreb sebagai pejabat operatif di intelijen. Sumber tersebut mengaku pernah bertemu dengannya pada 2011 dan melatihnya dalam penggunaan teknologi penyerangan memakai spyware. Saat itu, ia dilatih sebagai perwakilan dari Saudi.
Para trainer spyware menyebut Mutreb sebagai 'dark face'. Ini karena Mutreb terlihat selalu marah, di sisi lain, dia juga tak banyak bicara. CNN yang mengutip sumber Saudi di London mengatakan, Mutreb merupakan kolonel di kesatuan Saudi.
Sejumlah foto juga menunjukkan ia bepergian ke luar negeri dengan putra mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman, setidaknya tiga kali sejak 2018. Surat kabar Turki, Daily Sabah, membocorkan gambar CCTV yang menunjukkan Mutreb memasuki gedung Konsulat di Istanbul pada 2 Okter pukul 09.55, tiga jam sebelum Khashoggi hilang. Ia juga terlihat di kediaman Konsul Jenderal pada pukul 16.53.
Media Turki melaporkan, Mutreb tiba di Istanbul menggunakan jet pribadi HZSK2 bersama dengan Dokter Tubaigy. Ia pun menginap di Hotel Movenpick. Mutreb meninggalkan Turki menggunakan pesawat jet pribadi lain bernomor HZSK1 pada pukul 18.40 pukul 2 Okobter.
Erdogan tak menyebut nama Putra Mahkota Muhammad bin Salman dalam pidatonya. Namun ia mengatakan, kasus ini akan diusut dengan tuntas. Erdogan pun meminta ke Saudi agar mengekstradisi para tersangka agar bisa diadili di Turki.