REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bertemu dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin di Riyadh, pada Senin (23/10), demikian laporan televisi Saudi di Twitter. Pertemuan itu dilakukan di tengah penyelidikan atas kasus pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.
Sebelumnya pada Ahad (21/10), Mnuchin mengatakan bahwa penjelasan Saudi soal pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi merupakan "langkah awal yang baik tapi tidak cukup". Ia menambahkan bahwa terlalu dini untuk membahas masalah sanksi terhadap Riyadh atas kasus tersebut.
Pangeran Mohammed dan Mnuchin "menekankan pentingnya kemitraan strategis dan peranan kemitraan ini pada masa depan melalui Visi 2030", menurut cuitan Saudi TV. Hal itu mengacu visi tersebut pada rencana pembangunan jangka panjang yang diusung pihak Kerajaan.
Pejabat AS tersebutpada Ahad (21/10), mengatakan, pihaknya tidak akan menghadiri konferensi investasi di Riyadh pekan ini. Ia juga mengatakan bahwa kunjungannya ke Riyadh adalah untuk membicarakan upaya bersama memerangi pendanaan teroris serta mengendalikan pengaruh militer dan politik Iran.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi terencana. Ia mendesak Saudi mengekstradisi 18 tersangka yang terlibat dalam kejadian itu untuk menjalani proses hukum di negaranya.
"Kami memiliki informasi bahwa pembunuhan itu (Khashoggi) tidak instan, tapi direncanakan,” kata Erdogan ketika berpidato di Ankara, Selasa (23/10), dikutip laman the Washington Post.
“Menutupi kebiadaban semacam ini akan melukai hati nurani semua umat manusia. Arab Saudi mengambil langkah penting dengan menerima pembunuhan itu. Setelah ini, kami mengharapkan mereka mengungkap orang-orang yang bertanggung jawab atas masalah ini,” ucap Erdogan menambahkan.