Rabu 24 Oct 2018 10:57 WIB

Trump Buka Kemungkinan Pangeran MBS Terlibat Pembunuhan

AS cabut visa 21 pejabat Saudi terkait pembunuhan Khashoggi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Foto: AP
Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pertama kalinya mengatakan, kemungkinan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Pangeran dinilai bisa mengatur operasi tersebut di Riyadh.

"Ya, pangeran menjalankan banyak hal di sana lebih banyak lagi pada tahap ini, dia menjalankan banyak dan jadi jika ada yang melakukannya, itu pasti dia," kepada Wall Street Journal, seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (24/10).

Pernyataan ini menunjukan pandangan Trump tentang kasus Khashoggi ini telah berubah. Sebelumnya Trump menolak keterlibatan Kerajaan Arab Saudi atas pembunuhan yang dilakukan di kantor konsulat Arab Saudi di Turki pada 2 Oktober lalu tersebut.

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan akan memberikan sanksi kepada perjabat Arab Saudi yang terbukti melakukan pembunuhan terhadap jurnalis tersebut. Trump mengaku sudah bertanya kepada Pangeran MBS tentang hal ini. 

"Pertanyaan saya kepada dia 'Apakah Anda tahu tentang ini dalam hal rencana sejak awal' Pangeran Mohammed mengaku tidak tahu, saya katakan 'Dimana awalnya? dan ia mengatakan 'awalnya dari pejabat yang lebih rendah'," kata Trump.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Trump tidak langsung menjawab pertanyaan apakah ia percaya dengan Pangeran MBS. yang menjalankan pemerintahan sehari-hari di Arab Saudi. "Saya ingin mempercayai mereka, saya sangat ingin mempercayai mereka," kata Trump.

photo
Jamal Khashoggi

AS mencabut visa 21 pejabat Arab Saudi. Mereka adalah orang-orang yang dianggap terlibat dalam kasus pembunuhan penulis kolomnis Washington Post itu. Pemerintah Trump sedang kesulitan mendapatkan kepercayaan karena mereka memiliki hubungan yang dekat dengan Arab Saudi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement