REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman yang kerap disingkat MBS menghadiri forum investasi internasional di Riyadh pada Selasa (23/10) waktu setempat. Forum itu diselenggakan di tengah krisis keparcayaan Riyadh sebab kematian jurnalis Jamal Khashoggi.
Sejumlah negara sudah menarik diri dari forum bergengsi tahunan itu sebagai bentuk protes atas pembunuhan kolomnis Washington Post itu.
Putra Mahkota seperti dikutip AFP dan dilansir Yahoo News terlihat tersenyum lebar dan mengambil foto selfie dengan sejumlah peserta forum sambil dengan bersorak-sorai. MBS selama 15 menit kunjungan-nya, membuka acara pada hari pembukaan Inisiatif Investasi Masa Depan (FII) selama tiga hari mendatang. Forum tersebut diketahui bertujuan memproyeksikan kerajaan Teluk yang secara historis merupakan tujuan bisnis yang menggiurkan.
Baca juga, Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.
Konferensi yang dijuluki "Davos di padang pasir", telah dibayangi oleh protes banyak negara atas pembunuhan Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Negara-negara yang tadinya sudah mendaftar datang pada serangkaian pameran investor internasional terkemuka pun, menarik diri karena kasus Khashoggi.
Meski demikian, penyelenggara forum investasi Saudi mengatakan, konferensi tersebut berjalan seperti biasa. Dia juga mengumumkan sebanyak 12 kesepakatan besar senilai lebih dari 50 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sudah dimiliki pada sektor minyak, gas, infrastruktur, dan sektor lainnya.
Setelah kunjungan singkatnya pada hari pembukaan forum, media Saudi mengatakan, MBS akan mengambil bagian dalam panel di konferensi pada Rabu waktu setempat.
Di sisi lain, Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengakui pekan-pekan ini merupakan hari yang sulit bagi Saudi. "Kami sedang mengalami krisis," kata Falih dalam sambutannya.
Falih mengatakan, pembunuhan Khashoggi sangat disesalkan. Pihak kerajaan, kata dia, mengutuk pembunuhan itu. Pemerintah Saudi mengtakan, para pembunuh Khashoggi akan bertaggung jawab dalam kasus ini. Saudi pun menegaskan tidak peduli siapa pelaku pembunuhan, tetap mereka harus bartanggung jawab atas perbuatannya.
Komentar itu muncul ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuntut untuk mengetahui siapa yang memberi perintah untuk pembunuhan Khashoggi di negaranya. Erdogan juga menuntut untuk mengetahui keberadaan jenazah jurnalis yang kerap mengkritik keras kebijakan Saudi itu.