REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Marniati
NEW DELHI -- Shehzadi Malik telah memutar sebuah video berdurasi tujuh menit di telepon genggamnya hingga ratusan kali. Video itu berisikan rekaman CCTV dari putranya, Kabir (9). Itu adalah video terakhir yang dimiliki Shehzadi tentang putranya.
Kabir, dinyatakan hilang pada 11 Mei tahun ini. Dilansir the Hindu (12/8), video itu didapatkan Shehzadi dari kepolisian. Polisi membentuk grup Whatsapp yang be ranggotakan para orang tua yang melaporkan kehilangan anaknya.
Dalam video itu diketahui, sekitar pukul 14.25 waktu setempat, Kabir berjalan dari sebuah sekolah di wilayah Nizamuddin, Delhi. Aktivitas itu dilakukannya selama dua tahun. Ia membawa tas sekolah merah dan hitam yang besar di punggungnya. Gaya berjalannya riang.
Ia lalu terlihat berhenti untuk mengambil sesuatu dari trotoar, mungkin koin atau kerikil. Keberadaan Kabir menjadi tidak jelas di CCTV karena tertutup oleh deretan pohon Ashoka, lalu video berakhir.
"Bisakah Anda melihat dia berdiri di belakang pohon?" ujarnya sambil menunjuk ke sudut layar telepon di mana sebagian celana hitamnya hampir terlihat melalui dedaunan. "Mungkin dia sedang menunggu seseorang, atau berbicara dengan seseorang. Dia adalah anak yang ramah, dia berbicara kepada semua orang di daerah itu," kata ibunya.
Ibu Kabir yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga telah membuat ratusan poster untuk informasi anak hilang. Poster dilengkapi dengan gambar pohon cemara. Polisi awalnya membantu menempel poster Kabir di sekitar lokasi terakhir kali ia terlihat. Polisi juga telah mencarinya di rumah sakit, tempat penampungan anak-anak, bahkan di saluran air hujan.
"Polisi mengatakan, mereka masih mencari, tetapi saya tidak yakin apa yang telah mereka lakukan setelah pencarian awal. Mereka terus bertanya apakah kita memiliki musuh yang mungkin telah menculik anak itu," katanya.
Karena tidak ada perkembangan, suami Shehzadi, Amin, seorang tukang reparasi, melakukan pencarian sendiri. Dia membawa poster itu dari rumah ke rumah. Ia juga telah membagikan poster itu di sekitar lingkungan tempat Kabir berada.
Bahkan, atas saran dari peramal, Amin telah melakukan perjalanan sejauh Aligarh dan Mathura untuk mencari putranya di panti asuhan. Namun, dia masih belum dapat menemukan Kabir. Amin mengaku akan terus melanjutkan pencarian demi ketenangan hati dan pikirannya.
Akhir dari kisah Kabir memang masih belum diketahui. Namun, yang pasti, Kabir masuk dalam daftar anak yang tidak berhasil ditemukan dalam kasus penculikan anak. Laporan National Crime Records Bureau (NCRB) menyebutkan, pada 2016, lebih dari 111.569 anak dilaporkan hilang. Setengah dari jumlah itu atau sekitar 55.625 tidak ditemukan. Foto Kabir akan terdapat di situs Trackchild bersama dengan ratusan anak perempuan dan laki-laki yang hilang dan nasibnya masih belum diketahui.
Kisah lainnya datang dari Meghana (14 tahun). Ia berhasil diselamatkan setelah hilang selama delapan bulan. Saat diselamatkan, Meghana sudah hamil 22 pekan. Polisi berhasil melacak keberadaan Meghana dari telepon yang digunakannya.
Meghana diculik oleh seorang pria ber usia 23 tahun, pelanggan tetap di restoran tempat ayahnya bekerja. Mereka biasa mengobrol. Beberapa hari setelah pertemuan mereka, pria itu telah meyakinkan Meghana untuk pergi bersamanya. Tidak jelas apakah pria itu telah menjanjikan pernikahan.
"Dia mengatakan akan mendaftarkan saya di sekolah yang bagus," kata Meghana. Namun, kenyataannya, pria itu me nyekapnya di sebuah rumah yang ia tinggali bersama keluarga besarnya. "Dia memukul dan memerkosa saya setiap hari. Dia tidak akan membiarkan saya meninggalkan rumah," kata Meghana.
Orang tuanya telah mengajukan laporan tentang anak hilang. Orang tua Meghana telah memberi tahu pihak kepolisian bahwa mereka mencurigai pria itu. Namun, tidak ada kemajuan dari penyelidikan polisi.
Untungnya, Meghana berhasil memegang telepon dan menghubungi nomor bibinya. "Saya menceritakan semuanya kepadanya dan dia berkata dia akan memberi tahu orang tua saya."
Bayinya kemudian lahir prematur dan tidak bertahan hidup. Sekarang Meghana dan keluarganya berusaha melihat masa depan. "Yang saya inginkan adalah pergi ke sekolah," katanya.
Gadis-gadis antara 12 dan 18 tahun adalah 66 persen dari 54.328 anak-anak yang dilaporkan diculik pada 2016. "Banyak kisah dilaporkan sebagai penculikan oleh orang tua yang tidak menyetujui hubungan tersebut," kata Bharti Ali, salah satu pendiri Haq, sebuah LSM berbasis di Delhi yang bekerja untuk hak-hak anak.
Ia mengatakan, pengadilan dalam kasus seperti itu cenderung membebaskan terdakwa atas tuduhan pemerkosaan dan hanya menghukum mereka atas penculikan. "Kasus semacam itu menambah jumlah besar catatan penculikan yang kami temui," katanya. n ed: yeyen rostiyani
Baca juga: Penculikan Anak di India yang Kian Mencemaskan