Kamis 25 Oct 2018 08:58 WIB

Putra Mahkota Saudi Akhirnya Tanggapi Pembunuhan Khashoggi

Mohammad bin Salman menyebut pembunuhan Khashoggi mengerikan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman
Foto: The Telegraph
Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Dalam pidato yang berapi-api dalam forum investasi, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman mengatakan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi mengerikan dan menyakitkan bagi seluruh rakyat Arab Saudi. Dalam kesempatan tersebut, ia juga memperingatkan semua tamu yang kebanyakan pemimpin bisnis di seluruh dunia untuk tidak termanipulasi dengan kasus tersebut.

"Situasi yang terjadi sangat menyakitkan bagi semua rakyat Arab Saudi, terutama karena itu terjadi pada warga Arab Saudi dan saya mengira sangat menyakitkan bagi seluruh orang di dunia," kata Mohammad dalam pidatonya tersebut, Kamis (25/10).

Mohammed bin Salman juga memperingatkan adanya upaya untuk merenggangkan hubungan antara Arab Saudi dan Turki. Ini pertama kalinya Putra Mahkota berusia 33 tahun tersebut menyebutkan kasus Khashoggi di depan publik.

"Ini tindakan yang mengerikan dan tidak dapat dibenarkan," kata Mohammad.

Sebelum tampil berpidato Mohammad melakukan komunikasi melalui sambungan telpon dengan Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan. Pangeran mengatakan Arab Saudi akan berkerja sama dengan Turki untuk terus melakukan investigasi terhadap kasus ini.

"Saya punya pesan kepada mereka (pelaku); mereka tidak akan bisa melakukan itu sepanjang di Arab Saudi ada raja yang bernama Salman bin Abdul-Aziz dan putra mahkota yang bernama Mohammad bin Salman dan presiden di Turki yang bernama Erdogan," ujarnya.

Sebelumnya, Erdogan dengan tajam mengkritik Kerajaan Arab Saudi yang mengatakan kematian Khashoggi sebagai kecelakaan interogasi. Di depan parlemen Turki, Erdogan mengatakan pembunuhan tersebut memang sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya.

"Kami bertekad untuk tidak membiarkan pembunuhan ini ditutup-tutupi dan untuk mereka yang bertanggungjawab dari orang yang memberikan perintah sampai yang mengeksekusi tidak akan lolos dari keadilan," kata Erdogan.

Erdogan mengatakan 15 pejabat pemerintahan Arab Saudi tiba di Istanbul beberapa jam sebelum Khashoggi memasuki kantor konsulat mereka. Salah seorang dari mereka memakai pakaian dan berperilaku seperti Khashoggi untuk membuat seakan-akan jurnalis senior tersebut sudah meninggalkan kantor konsulat Arab Saudi.

Pihak berwenang Turki mengatakan dari 15 anggota tim pembunuh tersebut ada orang dekat Pangeran Mohammed bin Salman. Tanpa ada bukti yang jelas, Arab Saudi mengatakan tim tersebut berbuat kesalahan yang mengakibatkan tewasnya Khashoggi. Saat ini, sudah ada 18 orang ditahan dan lima pejabat tinggi yang telah dipecat atas kasus itu. Beberapa di antaranya bekerja langsung di bawah Pangeran Mohammad bin Salman.

Media Turki mempublikasikan rekaman kamera keamanan yang menunjukkan kendaraan miliki konsulat Arab Saudi bergerak menuju hutan sebelum pembunuhan terjadi. Masyarakat internasional yakin Mohammad terlibat dalam pembunuhan jurnalis berusia 59 tahun tersebut.

"Ya, pangeran menjalan banyak hal di sana lebih banyak hal lagi saat ini, dia menjalankan berbagai urusan dan jika ada orang yang melakukannya, dialah orangnya," kata Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Khashoggi tinggal dalam pengasingan di AS selama satu tahun karena ia takut atas keselamatan dirinya setelah banyak mengkritik pemerintah Pangeran Mohammad bin Salman. Saat ini lusinan aktivis, penulis, alim ulama, dan perempuan ditahan karena mengungkapkan hak mereka di depan publik.

Pada Rabu (23/10), Raja Salman dan Pangeran Mohammad bertemu dengan anak laki-laki Khashoggi yang bernama Salah dan Sahel. Keluarga kerajaan mengungkapkan belasungkawa mereka kepada putra-putra Khashoggi tersebut. Kabarnya Salah dilarang bepergiaan satu tahun terakhir ini.

Kasus itu menguncang kepercayaan internasional terhadap Arab Saudi. Banyak pemimpin-pemimpin bisnis dan pemerintahan yang menolak menghadiri konferensi bisnis Future Investment Initiative yang diselenggarakan di Riyadh. Beberapa CEO perusahaan besar seperti JPMorgan Chase, Uber, Siemens, Blackrock, Google, dan berbagai perusahaan lainnya menolak menghadiri setelah kasus Khashoggi mencuat.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement