Kamis 25 Oct 2018 09:06 WIB

Ditekan Kasus Khashoggi, Arab Saudi Tunjukkan Sekutunya

Putra Mahkota Saudi menyambut pemimpin negara sekutunya di forum bisnis Riyadh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman, di Forum Investasi Arab Saudi.
Foto: Saudi Press Agency via AP
Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman, di Forum Investasi Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Di tengah tekanan masyarakat internasional dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, Arab Saudi menunjukkan kekuatan sekutunya. Dalam forum bisnis Future Investment Initiative (FII), beberapa sekutu Arab Saudi menunjukkan dukungan mereka terhadap Negara Teluk yang sedang diterpa krisis setelah kasus pembunuhan Khashoggi mencuat.

Di atas panggung, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman menyambut Putra Mahkota Bahrain Pangeran Salman bin Hamad al-Khalifa dan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri. Hariri sempat mengundurkan diri dari jabatannya tahun tersebut setelah berkunjung ke Arab Saudi. Banyak yang mengira pengunduran diri Hariri saat itu karena dipaksa oleh Arab Saudi.

Ia kembali menjadi perdana menteri Lebanon setelah Prancis melakukan mediasi. Sejak itu, untuk pertama kalinya, Hariri bertemu dengan Mohammed bin Salman. Pangeran Mohammed sempat bercanda mengenai hal tersebut. Ia mengatakan, Hariri akan berada di Arab Saudi selama dua hari.

"Jadi tolong, jangan ada yang bilang dia diculik," kata Pangeran Mohammed, Kamis (25/10).

Pernyataan Mohammad bin Salman pun disambut tawa penonton. Setelah melontarkan lelucon tersebut, Mohammad berbalik dan memberikan jabat tangan kepada Hariri. 

Pertemuan FII ini juga dihadiri oleh Raja Jordan Abdullah II dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. Pakistan yang saat ini mengalami defisit mendapatkan bantuan sebesar 6 miliar dolar AS dari Arab Saudi.

Kesepakatan bisnis senilai 55 miliar dolar AS dibuat dalam FII ini. Kesepakatan tersebut banyak fokus pada industri energi Arab Saudi yang menguntungkan. Arab Saudi, salah satu eksportir minyak terbesar di dunia dan menjadi negara Arab yang paling kaya. Selain itu, saat ini Arab Saudi juga dinilai sebagai pasar berkembang.

Beberapa CEO perusahaan multinasional memang tidak menghadiri forum itu setelah kasus pembunuhan Khashoggi mencuat. Tapi, mereka banyak mengirimkan manajer level menengah. Sehingga, mereka tetap bisa melakukan negosiasi, kesepakatan bisnis, dan kerja sama dalam forum itu.

Di luar panggung utama, para pemimpin level menengah tersebut melakukan berbagai pertemuan dan saling tukar kartu nama. Beberapa perusahaan Amerika Serikat hadir dalam forum tersebut, termasuk salah satu perusahaan investasi besar dari Kalifornia.

"Pengalaman ini membuat semua orang berhenti sejenak, mengambil napas, mengambil bekal, dan mencari tahu cara yang paling pas untuk maju," ujar Presiden dan CEO Kamar Dagang Arab Saudi-Amerika David Hamod.

Hamod mengatakan, banyak perusahaan AS yang memiliki pemangku kepentingan dan pemilik saham. Karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut juga harus sangat peka dalam mendengarkan saran dari pemangku kepentingan dan pemilik saham.

"Tapi, waktu yang tepat adalah segalanya, beberapa perusahaan AS tidak datang, seperti yang Anda tahu dan ini adalah persoalan waktu," kata Hamod.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement