Kamis 25 Oct 2018 11:03 WIB

Mantan Direktur CIA Tuding Trump Picu Rentetan Teror Bom AS

Trump dinilai terlalu sering menyudutkan dan menyerang media massa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Tim dari kepolisian AS menyelidiki paket bom di kantor CNN, New York, Rabu (24/10).
Foto: AP Photo/Richard Drew
Tim dari kepolisian AS menyelidiki paket bom di kantor CNN, New York, Rabu (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Kepolisian masih menyelusuri potensi bom lainnya di kantor stasiun televisi CNN. Paket mencurigakan sebagai bahan peledak di CNN ditujukan untuk mantan direktur CIA John Brennan yang kerap kali mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Brennan salah satu dari beberapa pejabat dan mantan pejabat tinggi AS yang menjadi target teror bom. Menurutnya, teror tersebut disebabkan Trump yang sering menyudutkan dan menyerang media massa.

"Sayangnya, saya pikir Donald Trump, terlalu sering, membantu untuk meningkatkan perasaan marah, jika bukan kekerasan, ketika ia menunjukkan aksi kekerasan atau juga berbicara tentang membanting orang dari pers, media," kata Brennan di Austin, Texas, Kamis (25/10).

Gambar dari siaran televisi menunjukkan paket bahan peledak tersebut sudah dibawa pergi. Paket yang dikirimkan ke CNN berisi alat peledak aktif dengan kabel dan pipa berwarna hitam dan amplop dengan serbuk putih.

Serbuk tersebut sudah diperiksa dan hasilnya menunjukan tidak berbahaya. Komisioner Kepolisian New York James O'Niell mengatakan para penyidik sedang meninjau rekaman video kamera keamanan untuk mengetahui apakah mereka dapat mengidentifikasi orang yang membawa paket berbahaya tersebut.

"(Kami) sangat yakin gambar-gambar tersebut dapat tertangkap kamera video dan kami bisa menemukan darimana orang tersebut sebelum mereka masuk gedung dan kemana mereka pergi," kata O'Neill.

Baca: Sederet Tokoh Penting AS Dikirimi Bom, Ini Profil Mereka

Baik mantan Presiden AS Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menerima paket yang dikirimkan untuk mereka. Keduanya juga dikabarkan tidak dalam keadaan bahaya. Jurubicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan orang yang melakukan teror ini akan segera dimintai pertanggungjawabannya.

"Tindakan teror ini sangat tercela dan siapa pun yang bertanggungjawab akan dimintai pertanggungjawabannya di depan hukum," kata Sanders.

Baca: Obama dan Hillary Diancam Bom, Politikus Serang Donald Trump

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement