REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --- Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Rabu (24/10) mengatakan ke Raja Salman bahwa laporan Arab Saudi tentang kematian wartawan Jamal Khashoggi di Turki tidak memiliki kredibilitas. Ia ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada kolumnis Washington Post tersebut.
"Perdana Menteri mengatakan bahwa saat ini laporan itu tidak memiliki kredibilitas. Masih ada kebutuhan untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi," kata juru bicara Downing Street soal komunikasi antara May dan Raja Salman.
May meminta Arab Saudi untuk bekerja sama dengan Turki dalam proses penyelidikan dan menyampaikan hasilnya secara transparan. "Penting bahwa fakta-fakta yang lengkap ditetapkan," katanya.
Sebelumnya, Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman (MBS) bersumpah akan mengadili pembunuh Jamal Khashoggi.
Baca juga, Ini Nama 15 Orang Saudi Diduga Skuat Pembunuh Khashoggi.
Komentarnya muncul beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, sebagai penguasa de facto Arab Saudi, MBS memiliki tanggung jawab utama atas operasi yang menyebabkan kematian Khashoggi. Trump juga tak memungkiri keterlibatan MBS dalam kasus ini.
"Kami akan membuktikan kepada dunia bahwa kedua pemerintah (Saudi dan Turki) bekerja sama untuk menghukum penjahat, pelakunya, dan pada akhirnya keadilan akan menang," kata Pangeran MBS.
MBS mengatakan, Arab Saudi dan Turki akan bekerja sama untuk mencapai hasil pada penyelidikan gabungan. Ia menggambarkan kerja sama antara kedua negara sebagai sesuatu yang "khusus", meskipun ada kritik dari Ankara.
"Insiden yang terjadi sangat menyakitkan, bagi semua orang Saudi. Insiden itu tidak dapat dibenarkan," kata putra mahkota di panel diskusi forum investasi Saudi.