Jumat 26 Oct 2018 08:05 WIB

Kepolisian: Paket Bom Pipa Bukan Hoaks

Targetnya adalah tokoh yang terbuka mengkritik kebijakan dan pribadi Presiden Trump.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolanda
Paket-paket berjalan di sabuk konveyor untuk disortir di kantor pos utama di Omaha. Pengiriman paket berisi bom pipa ke sejumlah tempat menimbulkan pertanyaan baru terkait keamanan layanan pos Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Nati Harnik
Paket-paket berjalan di sabuk konveyor untuk disortir di kantor pos utama di Omaha. Pengiriman paket berisi bom pipa ke sejumlah tempat menimbulkan pertanyaan baru terkait keamanan layanan pos Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pada hari keempat teror paket bom pipa disebarkan ke oposisi pemerintah ini lusinan agen FBI, kepolisian pusat dan lokal sudah dikerahkan untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, stasiun televisi CNN, anggota Kongres Maxine Waters, dan beberapa pejabat dan mantan pejabat lainnya menjadi target teror ini.  

Para target memiliki satu kesamaan, mereka semua secara terbuka sering mengkritik kebijakan dan pribadi Donald Trump. Tapi, sampai saat ini pihak berwenang belum mengungkapkan motif pelaku sebenarnya. 

Kepolisian New York tidak mengungkapkan bagaimana paket-paket tersebut bisa sampai dan dikirimkan dari kantor pos. Mereka juga mengatakan tidak ada satu pun di antara bom tersebut yang memiliki pemicu. Tapi, mereka tetap memperlakukan bom-bom tersebut sebagai bom aktif. Kepolisian New York membantah bom-bom ini sekedar hoaks atau tipuan. 

"Sepanjang itu perangkat tipuan, kami tidak akan memperlakukannya seperti ini," kata Komisioner Kepolisian New York, James O'Niell, Jumat (26/10). 

Penyidik masih mencari pelaku dan motif paket bom yang dikirimkan ke tokoh-tokoh Partai Demokrat yang secara terbuka mengkritik Presiden AS Donald Trump. Para penyidik juga sedang menganalisis komponen bom pipa untuk mengetahui apakah para pelaku memang berniat untuk meledakan bom tersebut atau hanya menciptakan ketakutan dua pekan sebelum pemilu jeda. 

photo
Garis polisi dipasang di sebuah kantor pos di Wilmington, Kamis (25/10). Seorang pejabat penegak hukum mengatakan paket bom mencurigakan ditujukan kepada mantan Wakil Presiden Joe Biden.

Ada tiga paket mencurigakan yang kembali dikirimkan, dua paket untuk mantan Presiden As Joe Biden dan satu ke aktor Robert De Niro. Total paket bom pipa yang dikirimkan menjadi 10 bom. Pihak berwenang memperingatkan kemungkinan jumlah paket berisi bahan peledak itu masih terus bertambah. 

Penegak hukum mengatakan paket yang tersebut berisi pengatur waktu dan baterai bukan jenis bom paket yang akan meledak jika dibuka. Tapi sampai saat ini belum diketahui apakah memang bom tersebut didisain dengan buruk atau memang sengaja dibuat seperti itu agar tidak melukai siapa pun. 

Pencarian di database kantor pos sudah menunjukan setidaknya ada tiga paket yang dikirimkan dari Florida. Para penyidik kabarnya baru pulang dari kantor pos di Opa-locka, Florida. Mereka yakin beberapa paket dikirimkan dari sana. 

Sejauh ini pihak berwenang baru mendapatkan sebuah pola, setiap paket bom tersebut dibungkus dengan amplop manila dan ditunjukan kepada pengkritik Trump dan menggunakan prangko AS. Saat ini perangkat-perangkat yang dicurigakan tersebut sedang diperiksa di lap forensik FBI di Quantico, Virginia. 

Paket-paket ini telah memicu ketakutan dan ketegangan para pemilih untuk pemilu jeda yang akan berlangsung 6 November. Pemilihan ini sangat penting baik untuk Demokrat maupun Republik karena akan menentukan suara di Kongres. Walaupun belum diketahui pelakunya kedua partai sudah saling menyalahkan. 

b

photo
Tim dari kepolisian AS menyelidiki paket bom di kantor CNN, New York, Rabu (24/10).

"Sebagian besar kemarahan yang kami lihat di masyarakat kami hari ini disebabkan oleh ketidakakuratan dan laporan yang sengaja dipalsukan yang dilakukan oleh Media Massa yang saya maksud Berita Palsu, ini sudah sangat buruk dan penuh kebencian yang tidak bisa lagi dijelaskan, Media Massa harus segera membenahinya, Segera," tulis Trump di akun Twitternya. 

Pernyataan Trump tersebut dibalas oleh Mantan Direktur CIA John Brennan menyerang, salah satu target paket bom pipa ini. Paket yang diperuntukan Brennan dikirimkan ke stasiun televisi CNN. 

"Berhenti menyalahkan orang lain, lihatlah cermin, retorika Anda yang menghina, melecehkan, bohong dan mendukung kekarasan fisik sepenuhnya menjijikan, perbaiki tindakan Anda, mencoba bertindak seperti presiden," kata Brennan di akun Twitternya. 

Penegak hukum mengatakan paket bom tersebut sekitar 6 inci dan dibungkus dengan serbuk putih dan berisi pecahan kaca. Bom tersebut dibuat dengan pipa PVC dan ditutup dengan plester warna hitam. Dalam pertemuan di New York pihak berwenang mengonfirmasi beberapa paket tersebut didistribusikan melalui sistem pos AS dan ada kemungkinan masih ada beberapa paket bom yang masih berada di kantor-kantor pos di AS.

Mereka mengatakan sampai saat ini penyidik mencari paket mencurigakan dalam delapan jam terakhir. Pensiunan agen Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak (ATF) dan penasihat Giffords Centers, David Chipman mengatakan detail dari bom tersebut menunjukan tanda-tanda yang dapat membantu para penyidik. 

Chipman mengatakan pada kasus ancaman bom di Texas berhasil dipecahkan karena kabel di plester yang membungkus bom berhasil ditelusuri sampai ke anjing peliharaan pelaku. Ia mengatakan para pembuat bom cenderung merencakan perbuatannya secara metodis. 

photo
Petugas berjaga di luar Time Warner Center pada Rabu (24/10). Aparat penegak hukum menyatakan paket yang dikirimkan ke kantor CNN diyakini berisi bom pipa.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement