REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Menteri Dalam Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan semua orang yang terlibat dalam terbunuhnya wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi pada 2 Oktober di Konsulat Arab Saudi harus diadili di Turki.
"Setiap orang yang berkaitan dengan pembunuhan tersebut perlu diperiksa dan diadili di Turki," kata Mevlut Cavusoglu kepada wartawan pada Kamis (25/10). Pernyataan ini dia sampaikan usa menerima Menteri Luar Negeri Paletina Riyad Al-Maliki di Ibu Kota Turki, Ankara.
Cavusoglu mengatakan organisasi media dan internasional secara seksama telah mengikuti perkembangan kasus itu, demikian laporan Kantor Berita Anadolu, yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat (26/10). "Proses ini harus ditangani dengan cara yang sangat jelas dan transparan," kata dia.
Dia mengatkan, Turki berbagi keterangan dan bukti berkaitan dengan kasus itu dengan mereka yang ingin memperoleh keterangan terperinci sebagai bagian dari hukum internasional.
"Untuk saat ini, kami (Turki) tak memiliki keinginan untuk membawa masalah ini ke pengadilan internasional," tutur dia.
Secara terpisah, dari London diberitakan sebanyak 100 pegiat dan pemrotes pada Kamis berkumpul di luar Kedutaan Besar Arab Saudi di London Tengah. Mereka menyerukan Pemerintah Inggris mengakhiri penjualan senjata ke Saudi, setelah terbunuhnya wartawan Khashoggi.
Protes yang diselenggarakan "Stop the War Coalition" ini juga diikuti anggota dari kelompok International Campaign for Justice. “Pembunuhan Khashoggi adalah tindakan mengerikan yang dilakukan negara yang sepenuhnya tak terkendali,” kata Chris Nineham, Wakil Ketua Stop the War Coalition.
Ketika berbicara kepada kantor berita Anadolu, Nineham menggaris-bawahi Pemerintah Saudi terlibat dalam perang di Yaman, yang berada di ambang salah satu bencana kemanusiaan paling buruk di dunia sejak Perang Dunia II.
"Sungguh memalukan, Pemerintah Inggris memasok sangat banyak senjata dan dukungan diplomatik serta politik buat rezim Arab Saudi. Kami percaya itu harus berakhir," katanya.
Nineham mengatakan protes ini untuk menuntut keadilan buat Khashoggi dan menyerukan diakhirinya perilaku agresif yang mirip perang dari Arab Saudi di wilayah tersebut.
Peneliti Organisasi Arab bagi Hak Asasi Manusia Robert Andres di Inggris mengatakan, mereka berada di Kedutaan Besar Arab Saudi untuk meminta dan menuntut diserahkannya jenazah Khashoggi dan diakhirinya perang di Yaman.
Khashoggi, kolumnis The Washington Post, terakhir kali terlihat pada 2 Oktober, ketika ia memasuki Konsulat Arab Saudi di Istanbul.
Setelah berhari-hari membantah bahwa Riyadh mengetahui keberadaan wartawan itu, beberapa pejabat Arab Saudi pekan lalu mengakui bahwa Khashoggi terbunuh dalam "perkelahian" dalam Konsulat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (23/10) menjelaskan temuan awal negerinya dalam penyelidikannya, dan mengatakan pembunuhan Khashoggi "sudah direncanakan".