Jumat 26 Oct 2018 14:42 WIB

Surat untuk Raja Salman: Bertindaklah dengan Berani Raja!

Kedubes Saudi di AS dan Inggris didemo.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Jurnalis melakukan aksi solidaritas bagi wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kedutaan besar Arab Saudi di Amerika Serikat (AS) dan Inggris didemo massa pada Kamis (25/10). Para demonstran menyuarakan keprihatinannya atas kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Di kedutaan Saudi di AS, massa menuntut keadilan bagi Khashoggi. "Saya ingin bertanya kepada orang-orang yang ada di gedung ini dan atasan mereka di Riyadh, mengapa mereka menculik, menyiksa, membunuh, dan mencabik-cabik teman saya Jamal Khashoggi," ujar Presiden Pusat Hubungan Amerika-Mesir Safei-Eldin Hamed yang turut berpartisipasi dalam aksi tersebut, dikutip laman Anadolu Agency.

Pada kesempatan itu, massa juga mencoba menyerahkan surat yang ditujukan untuk Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz. Namun penjaga keamanan mencegat massa sebelum mencapai tangga kedutaan yang berjarak sekitar 30 meter sebelum pintu masuk.

"Pembunuhan Khashoggi yang mengerikan akan meninggalkan noda permanen pada nama baik Anda (Raja Salman) dan reputasi Kerajaan Saudi. Bertindaklah dengan berani Raja Salman yang terkasih, karena posisi Anda di atas takhta Arab Saudi dan pemimpin dunia Muslim akan segera menjadi yang dapat dipertahankan," demikian penggalan isi dari surat tersebut.

Selain soal Khashoggi, para demonstran juga menyoroti krisis Yaman. Mereka meminta Saudi menghentikan operasi militernya di negara tersebut. Sebab saat ini Yaman telah dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Sementara di kedutaan Saudi di Inggris, sekitar 100 aktivis berkumpul di depan gedung. Pada kesempatan itu mereka menyerukan Pemerintah Inggris menghentikan penjualan senjata ke Saudi menyusul kasus pembunuhan Khashoggi.

"Pembunuhan Jamal Khashoggi adalah tindakan buruk, dilakukan oleh negara yang benar-benar di luar kendali," kata wakil ketua kelompok Stop the War Coallition Chris Nineham.

Ia juga menekankan tentang peran Saudi dalam memicu krisis kemanusiaan di Yaman. "Memalukan Pemerintah Inggris memasok sejumlah besar senjata dan dukungan diplomatik serta politik kepada rezim Saudi. Kami yakin itu harus diakhiri," ujar Nineham.

Sementara itu, peneliti dari the Arab Organization for Human Rights Robert Andrews mengatakan kehadirannya di kedutaan Saudi di London adalah untuk meminta dan menuntut tubuh Khashoggi yang hingga kini masih belum ditemukan. "Arab Saudi telah melakukan kejahatan internasional," kata Andrews sambil memegang spanduk bertuliskan "Justice for Jamal".

Kementerian Luar Negeri Saudi menyatakan, pembunuhan Khashoggi memang direncanakan. Sebelumnya hal itu juga telah dikatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Khashoggi adalah jurnalis Saudi yang menjadi kolumnis di the Washington Post. Ia dinyatakan hilang saat mengunjungi gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Setelah penyelidikan bergulir selama sekitar dua pekan, Khashoggi dikonfirmasi dibunuh di dalam gedung konsulat.

Hingga kini penyelidikan terhadap kasus Khashoggi masih berjalan. Kendati demikian tubuh atau jasad Khashoggi masih belum ditemukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement