REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Putra jurnalis Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi, telah meninggalkan Arab Saudi. Ia keluar dari Saudi setelah pihak kerajaan mencabut larangan bepegian ke luar negeri, termasuk ke Amerika Serikat (AS). Larangan dicabut Menyusul kematian ayahnya yang sudah lebih dulu tinggal di pengasingan di daerah Washington.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Robert Palladino mengatakan, AS menyambut baik keputusan tibanya Salah Khashoggi dan keluarganya di Washington dan meninggalkan Saudi. Tujuan pastinya, belum diketahui, namun diperkirakan akan dekat dengan hunian ayahnya di Washington.
Palladin mengatakan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah mendiskusikannya saat kunjungan ke Riyadh bahwa Salah Khashoggi ingin bebas untuk meninggalkan kerajaan. "Kami senang dia sekarang bisa melakukannya," kata Palladino, seperti dikutip laman Associated Press, Jumat.
Baca juga, Ini Detik-Detik Hilangnya Khashoggi di Konsulat Saudi.
Media Saudi sebelumnya menunjukkan pertemuan putra Khashoggi pada Selasa dengan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman. Putra Mahkota kepada Salah Khashoggi menyatakan belasungkawanya.
"Selain itu, Pompeo juga menghadiri rapat yang membicarakan tentang kematian Khashoggi oleh Direktur CIA Gina Haspel, setelah dia kembali dari Turki," ujar Palladion. Meski demikian, Gedung Putih tidak merilis rincian pertemuan mereka.
Pada Kamis, Kementerian Luar Negeri Saudi menyatakan, pembunuhan Khashoggi memang direncanakan. Sebelumnya, hal itu juga telah dikatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Khashoggi adalah jurnalis Saudi yang menjadi kolumnis di the Washington Post. Ia dinyatakan hilang saat mengunjungi gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Setelah penyelidikan bergulir selama sekitar dua pekan, Khashoggi dikonfirmasi dibunuh di dalam gedung konsulat.
Hingga kini penyelidikan terhadap kasus Khashoggi masih berjalan. Kendati demikian, tubuh atau jasad Khashoggi masih belum ditemukan.