REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak Arab Saudi pada Jumat (26/10), mengungkapkan siapa yang memberi perintah untuk membunuh wartawan Jamal Khashoggi, serta di mana lokasi jasadnya.
Erdogan mengatakan, Turki memiliki lebih banyak informasi tentang kasus tersebut daripada yang telah dibagikan sejauh ini.
Dia juga mengatakan Riyadh perlu mengungkapkan identitas kooperator lokal yang sebelumnya dikatakan oleh pejabat Saudi telah mengambil jasad Khashoggi dari agen Saudi, setelah wartawan itu tewas di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
"Siapa yang memberi perintah kepada 15 orang untuk datang ke Turki?" tanya Erdogan, Jumat (26/10), mengacu pada 15 orang tim keamanan Saudi yang Turki katakan terbang ke Istanbul beberapa jam sebelum pembunuhan.
Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.
Erdogan juga mengatakan jaksa penuntut umum Saudi akan bertemu dengan jaksa Istanbul di Istanbul pada hari Ahad (28/10).
Arab Saudi mengatakan pada Kamis (25/10) bahwa pembunuhan Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post dan pengkritik Putra Mahkota Muhammad bin Salman, telah direncanakan sebelumnya. Hal itu membalikkan pernyataan Riyad sebelumnya yang menyebut tidak disengaja.
Pembunuhan Khashoggi telah memicu kemarahan global dan menjadi krisis bagi negara pengekspor minyak terbesar dunia dan Pangeran Mohammed, penguasa de facto kerajaan.
Para pejabat Saudi awalnya membantah ada hubungan dengan hilangnya Khashoggi setelah dia memasuki konsulat. Kemudian Saudi mengubah pernyataan resmi dan mengatakan bahwa penyelidikan internal menunjukkan Khashoggi secara tidak sengaja terbunuh dalam operasi yang gagal untuk mengembalikannya ke kerajaan.
Pada Kamis (25/10), televisi pemerintah Saudi mengutip jaksa penuntut umum Saudi yang mengatakan pembunuhan itu telah direncanakan. Jaksa penuntut menginterogasi tersangka atas dasar informasi yang diberikan oleh pasukan gabungan Saudi-Turki.