REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Sedikitnya empat warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrokan di perbatasan Palestina-Israel. Tentara Israel mengatakan serangan udara mereka mengincar tiga tempat milik Hamas.
Israel menyebut ratusan rakyat Palestina yang berkumpul di perbatasan Gaza, melempari tentara Israel dengan bom molotov dan batu. Aksi demonstrasi rakyat Palestina dilakukan sejak 30 Maret lalu. Mereka menuntut Israel mengakhiri blokade di wilayah Gaza tersebut.
Pemantau khusus PBB bidang Hak Asasi Manusia di Palestina, Michael Lynk, menyebut sekitar 200 rakyat Palestina, termasuk 40 diantaranya anak-anak telah terbunuh oleh pasukan keamanan Israel selama demonstrasi yang dilakukan setiap Jumat tersebut. Link pun melaporkan kepada komite Dewan Sidang PBB bahwa Gaza kini sudah tidak bisa ditinggali karena blokade Israel. ia mengatakan angka pengangguran mencapai 70 persen, sistem kesehatan ambruk dan sebagian besar air minum terkontaminasi.
''Selama lima dekade penjajahan Israel terus menerus memperlebar jejak penjajahan mereka di Tepi Barat,'' kata Lynk, seperti dilansir dari Voice of America, Sabtu (27/10).
Lynk mengatakan kini waktunya bagi masyarakat internasional untuk mengambil langkah guna menghentikan pengambilalihan lahan yang dilakukan oleh Israel di Tepi Barat. ''Larangan keras terhadap pencaplokan wilayah di hukum internasional tidak hanya berlaku dalam deklarasi formal,'' kata Lynk. ''Tapi, larangan tersebut juga berlaku pada pengerukan wilayah yang dilakukan oleh Israel.''
Menurutnya, pengambilalihan wilayah ini menjadi salah satu bagian upaya Israel untuk mempertaruhkan klaim masa depan kedaulatan resmi mereka atas wilayah Palestina. Lynk meminta masyarakat internasional untuk mengambil langkah nyata untuk menuntut pertanggungjawaban Israel.
Israel telah memblokade Gaza lebih dari satu dekade. Israel beralasan blokade ini diperlukan untuk mengisolasi Hamas.