REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejuang Palestina mengatakan pada hari Sabtu (27/10) mereka akan menghentikan serangan ke Israel dari Jalur Gaza. Itu setelah mereka menembakkan roket terberat melintasi perbatasan sejak Agustus.
Jihad Islam Palestina, salah satu kelompok bersenjata yang beroperasi di Gaza, mengatakan mereka menembakkan roket sebagai pembalasan atas pembunuhan empat demonstran Palestina pada hari Jumat (26/10). Israel menanggapi dengan menyerang puluhan sasaran di Jalur Gaza pada hari Sabtu.
Seorang juru bicara militan mengatakan gencatan senjata yang diperantarai oleh Mesir telah tercapai. "Setelah kontak antara kepemimpinan Jihad Islam dan saudara-saudara di Mesir disepakati bahwa gencatan senjata komprehensif akan segera dimulai," kata juru bicara Mesir, Daoud Shehab.
"Jihad Islam akan mematuhi gencatan senjata jika pendudukan (Israel) melakukan hal yang sama," tambahnya.
Pejabat keamanan Mesir telah berbicara secara terpisah dengan para pemimpin Israel dan Palestina dalam upaya untuk memulihkan ketenangan di sepanjang perbatasan. Israel menolak berkomentar mengenai komentar Shehab dan tidak ada tanggapan segera dari pejabat Israel lainnya.
Israel jarang mengakui telah mencapai gencatan senjata dengan kelompok pejuang Palestina di Gaza yang ditetapkan sepihak sebagai organisasi teroris. Sebelumnya, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus menuduh Suriah dan Iran terlibat dalam serangan roket itu.
"Perintah dan insentif diberikan dari Damaskus dengan keterlibatan yang jelas dari pasukan Garda Revolusi Iran al-Quds," kata Conricus kepada wartawan.
"Tanggapan kami tidak terbatas secara geografis." tambahnya. Israel secara teratur menuduh Iran membantu pejuang Palestina di Gaza.