REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebanyak tiga anak laki-laki Palestina berusia antara 13 dan 14 tahun tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. Serangan terjadi di dekat pagar perbatasan Gaza dengan Israel.
Dilansir di Aljazirah, Senin (29/10), juru bicara kementerian kesehatan di daerah kantong tersebut Ashraf al-Qidra mengidentifikasi anak-anak itu sebagai Khaled Bassam Mahmoud Abu Saeed (14 tahun), Abdul Hameed Mohammed Abdul Aziz Abu Zaher (13), dan Mohammed Ibrahim Abdullah al-Sutari (13).
Dia mengatakan ambulans telah membawa para korban ke Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah. Kantor berita Palestina Wafa melaporkan tentara Israel melepaskan tembakan ke arah ambulans dan mencegah akses mereka ke tempat pengeboman yang terletak di timur laut Khan Younis.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan pesawatnya menembaki tiga warga Palestina yang mendekati pagar perbatasan. Warga Palestina itu diduga terlibat dalam peletakan alat peledak rakitan (IED) di pagar perbatasan.
Pembunuhan itu terjadi sehari setelah kelompok Palestina Jihad Islam mengumumkan gencatan senjata yang ditengahi Mesir dengan Israel. Deklarasi itu disepakati beberapa jam setelah Israel meluncurkan serangan udara yang menargetkan lebih dari 80 lokasi di Jalur Gaza. Israel mengatakan ini sebagai bentuk pembalasan dari serangan roket yang ditembakkan Gaza ke Israel selatan.
Mesir berusaha menegosiasikan gencatan senjata antara Hamas, yang mengatur Jalur Gaza, dan Israel untuk menghindari perang skala penuh. Selama tujuh bulan terakhir, orang-orang Palestina di Jalur Gaza telah melakukan demonstrasi rutin di sepanjang pagar dengan Israel untuk menuntut hak kembali ke rumah mereka saat diusir secara paksa pada 1948.
Mereka juga menuntut diakhirinya blokade Jalur Gaza-Israel selama bertahun-tahun, yang telah menghancurkan ekonomi dan merampas akses lebih dari dua juta penduduk dari banyak komoditas pokok. Sejak unjuk rasa dimulai pada 30 Maret, lebih dari 200 warga Palestina telah tewas dan ribuan lainnya terluka akibat serangan pasukan Israel.