REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Anggota parlemen ekstrem kanan Jair Bolsonaro memenangkan pemilihan presiden Brasil pada Ahad (28/10). Dalam komentar publik pertamanya setelah kemenangan, Bolsonaro berjanji untuk menghormati prinsip-prinsip demokrasi.
Menurut otoritas pemilihan TSE, Bolsonaro memenangkan 55,2 persen suara dalam pemilihan putaran kedua melawan Fernando Haddad dari Partai Buruh yang memperoleh 44,8 persen suara.
"Kami tidak dapat terus merayu sosialisme, komunisme, populisme, dan ekstremisme kiri. Kami akan mengubah Brasil," kata Bolsonaro dalam pidato kemenangan. Ia juga berjanji untuk memberantas korupsi dan membendung gelombang kejahatan kekerasan.
Ribuan pendukung Bolsonaro merayakan kemenangan tersebut. Mereka bersorak dan menyalakan kembang api di luar rumahnya di kawasan pantai Barra de Tijuca di Rio de Janeiro. Di ibukota komersial Brasil, Sao Paulo, kemenangan Bolsonaro disambut dengan kembang api dan klakson-klakson mobil.
"Brasil berpesta. Orang-orang baik Brasil merayakannya," kata Carmen Flores, presiden lokal partai PSL.
Namun, banyak juga warga Brasil yang menyuarakan kekhawatirannya akan kemenangan Bolsonaro. Hal itu terutama terkait hak asasi manusia, pembatasan kebebasan sipil, dan kebebasan berbicara. Kekhawatiran itu karena komentar Bolsonaro yang dianggap sering merendahkan perempuan, kaum gay dan kulit hitam.
Kendati demikian Bolsonato berjanji untuk memerintah sesuai dengan Alkitab dan konstitusi negara. Siaran langsung dari pidato kemenangannya didahului dengan doa yang dipimpin oleh anggota parlemen dan pendeta Magno Malta. Hal itu menggarisbawahi hubungan Bolsonaro dengan gereja-gereja evangelis yang mendukungnya.
Bolsonaro mengatakan dia akan "menyatukan Brasil" dengan memangkas birokrasi untuk memudahkan bisnis. Dia juga berkomitmen untuk disiplin fiskal dan menyerukan penghapusan awal defisit anggaran pemerintah federal.
"Kami akan berpikir untuk keseluruhan Brasil dan bukan hanya Brasilia," katanya mengacu pada ibu kota Brasil.
Presiden terpilih itu mengatakan dia akan mengalihkan kebijakan luar negeri Brasil dengan menjalin fokus hubungan dengan negara-negara industri maju. Hubungan itu diharapkan bisa berdampak pada teknologi Brasil sehingga menambah nilai ekonomi negara.
Anggota kongres tujuh kali ini juga telah berjanji untuk menindak kejahatan dengan memberi polisi otonomi wewenang untuk menembak penjahat. Dia juga ingin membiarkan orang Brasil membeli senjata untuk melawan kejahatan.
Ratusan demonstran dari PT memprotes kemenangan Bolsonaro di Sao Paulo Paulista Avenue sebelum polisi membubarkan mereka menggunakan gas air mata.