REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Situasi di Rumah Sakit Indonesia yang terletak di utara Gaza telah berangsur normal setelah terkena serangan rudal dari tentara Israel pada Jumat (26/10). Dalam serangan itu, kegiatan operasional rumah sakit sempat terhenti dan pasien-pasien dievakuasi ke luar ruangan rumah sakit.
Dalam sebuah video yang diterima Republika.co.id pada Senin (29/10) dari pendiri Yayasan Nusantara Palestina Center Abdillah Onim, terlihat para pasien sudah kembali mendapat perawatan di ruangan rumah sakit. Meski demikian, beberapa bagian rumah sakit masih mengalami kerusakan akibat serangan.
"Alhamdulillah hanya beberapa bagian (rumah sakit) yang rusak," ujar Onim, yang mengunjungi Rumah Sakit Indonesia pada Ahad (28/10).
Direktur Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Mu’in Mishriy, mengatakan saat serangan terjadi para pasien panik melihat kaca jendela hancur beterbangan akibat ledakan. Mereka kemudian dipindahkan ke koridor-koridor rumah sakit agar lebih aman dan bisa mendapatkan perawatan kembali.
"Serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah, khususnya di ruang penginapan, serta beberapa bagian penting lainnya, seperti ruang ICU dan ruang operasi," ujar Mishriy saat berbicara dengan Onim.
Ia mengatakan, Rumah Sakit Indonesia adalah rumah sakit pemerintah terbesar yang ada di utara Gaza. Rumah sakit ini melayani warga Gaza utara yang jumlahnya mencapai 400 ribu jiwa.
Onim menjelaskan, rudal yang ditembakkan Israel jatuh sekitar 250 meter dari bangunan rumah sakit. Rudal itu meledak di sebuah lapangan kecil yang 10 tahun lalu pernah dijadikan tempat pelatihan dan olahraga pemuda Gaza.
“Tahun lalu sudah dipindahkan tempat pelatihan ini, tetapi entah mengapa pihak Israel masih mencari-cari kesalahan untuk memberikan hukuman,” jelasnya.
Serangan rudal ini juga mengenai sejumlah bangunan yang berada di sekitar rumah sakit dan memutus aliran listrik. Namun tidak ada laporan korban jiwa maupun korban luka dari serangan tersebut.