Selasa 30 Oct 2018 15:03 WIB

Ini Cara Perawat Jerman 'Habisi' 100 Pasien yang Ia Rawat

Hoegel mengaku menghabisi para korbannya dengan spontan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Jarum suntik. Ilustrasi
Foto: Reuters
Jarum suntik. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, OLDENBURG -- Mantan perawat Jerman yang telah membunuh 100 pasien menjalani sidang di Kota Oldenburg, Jerman. Detektif yang menangani kasus ini mengatakan, Niels Hoegel memberikan obat dosis tinggi sehingga mengakibatkan serangan jantung fatal kepada pasien yang ia rawat di dua rumah sakit.

Ia mengatakan, motif Hoegel adalah untuk membuat rekan kerjanya yang berusaha menyelamatkan pasien yang ia serang terkesan. Hoegel sudah dihukum seumur hidup atas kejahatannya membunuh orang-orang yang ia rawat.

"Saya harap dia akan dinyatakan bersalah atas setiap kejahatannya, jadi setiap keluarga akhirnya bisa mengakhiri kasus ini," kata salah satu keluarga korban Petra Klein, yang juga menginisasi kelompok pendukung korban-korban Hoegel, seperti dilansir dari BBC, Selasa (30/10).

Sidang terakhir Hoegel akan berlangsung sampai Mei tahun depan. Pengadilan juga akan memerintahkan tes toksikologi untuk setiap jenazah korban kejahatan laki-laki berusia 41 tahun tersebut.

Hoegel dinyatakan sudah membunuh 36 pasien di Oldenburg dan 64 pasien di Delmenhorst antara 1999 sampai 2005. Kasus ini menjadi sensitif bagi pihak berwenang kesehatan Jerman karena keluarga korban menuduh mereka telah menutup mata atas pembunuhan yang dilakukan Hoegel ini.

Jika dinyatakan bersalah, Hoegel akan menjadi pembunuh berantai terburuk di Jerman pasca-Perang Dunia II. Para penyidik mengatakan kemungkinan besar jumlah korbannya lebih banyak lagi karena sebagai besar sudah dikremasi dan tidak bisa diautopsi.

Hoegel pertama kali ditangkap pada 2005 ketika menyuntikkan obat yang tidak diresepkan kepada pasien di Delmenhorst. Pada 2008, ia dipenjara selama tujuh tahun atas percobaan pembunuhan.

Antara  2014 sampai 2015, ia menjalani sidang kedua. Dalam sidang tersebut, ia dinyatakan bersalah atas dua pembunuhan dan dua percobaan pembunuhan. Ia mendapatkan hukuman seumur hidup. Selama persidangan berlangsung, ia mengaku pada psikolog telah membunuh lebih dari 30 orang.

Penyidik pun memperluas penyelidikan mereka, menggali kuburan 130 mantan pasien, dan mencari bukti atas penyalahgunaan obat yang dapat memicu serangan jantung. Penyidik juga meneliti catatan rekaman rumah sakit tempat Hoegel pernah bekerja.

Dalam persidangan keduanya, ia meminta maaf kepada keluarga korban. Ia mengatakan, kejahatan yang ia lakukan dilakukan secara spontan. Artinya, ia tidak melakukan perencanaan pembunuhan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement