Selasa 30 Oct 2018 15:32 WIB

Masjid Yordania Kampanye Bebas Karbon

Masjid memanfaatkan panel surya untuk membuat emisi karbon mendekati nol.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Salah satu Masjid di Amman, Yordania
Salah satu Masjid di Amman, Yordania

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Ada yang menonjol dari bangunan Masjid Ta'la Al-Ali yang menjulang di wilayah Khalda, ibu kota Amman, Yordania. Selain jendela kaca yang berwarna-warni dan hiasan kaligrafinya yang indah, masjid ini juga memiliki atap yang ditutupi dengan panel surya, yang membuat emisi karbon gedung itu mendekati nol.

Struktur tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah setempat untuk memanfaatkan sinar matahari yang berlimpah di Yordania dan beralih ke energi terbarukan. Ibu kota Amman telah bertekad untuk menjadi kota yang bebas karbon pada 2050.

"Hampir semua masjid di sini di Yordania sekarang telah 100 persen memenuhi kebutuhan energi sendiri dengan energi terbarukan," kata Yazan Ismail, seorang auditor energi di ETA-max Energy and Environmental Solutions, dikutip Arab News.

Amman adalah salah satu dari lebih dari 70 kota di seluruh dunia yang memiliki tujuan untuk menjadi kota bebas karbon pada 2050. Dengan demikian, kota-kota itu tidak akan menghasilkan banyak emisi, salah satunya dengan cara menanam pohon penyerap karbon.

Di Amman, dorongan untuk membuat masjid lebih hijau, telah sukses dilakukan. Program ini telah dimulai pada 2014 dengan dukungan dari Kementerian Agama. Menurut imam masjid Ta'la Al-Ali, Ahmad Al-Rawashdeh, keputusan untuk mengadopsi energi terbarukan ini bertepatan dengan nilai-nilai agama Islam yang lebih luas.

"Alasan utama penggunaan energi matahari adalah karena nilai agama. Islam tidak menyukai pemborosan," kata Al-Rawashdeh.

Ia mengakui, penggunaan energi matahari, dan bola lampu LED yang hemat energi juga membantu mesjid secara finansial. Amman yang suhu udaranya mencapai di atas 40 derajat Celsius di musim panas, memiliki insentif yang jelas untuk mencoba menahan pemanasan global.

Namun, menurut Bank Dunia, Yordania masih mengimpor hampir 96 persen kebutuhan energinya, sebagian besar dari bahan bakar fosil dari tetangganya di Timur Tengah. Meski demikian, pejabat Pemerintah Yordania mengatakan mereka akan mengubah itu.

"Kami berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca kami hingga 40 persen pada 2030," kata Menteri Lingkungan Hidup Yordania, Nayef Hmeidi Al-Fayez.

Al-Fayez mengatakan, negaranya bertujuan untuk menghasilkan 20 persen energi dari sumber daya terbarukan pada 2022. Target itu menurutnya akan dipenuhi lebih awal, sebagian karena panel surya telah banyak digunakan di rumah-rumah, gedung perusahaan, dan gedung pemerintah.

Awal tahun ini, Abu Dhabi Future Energy Company (Masdar) mengeluarkan 188 juta dolar AS dalam bentuk pembiayaan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Yordania untuk Perusahaan Listrik Negara. Proyek ini dijadwalkan akan dimulai pada paruh pertama 2020, dan akan memasok listrik ke sekitar 110 ribu rumah, serta mengurangi 360 ribu ton karbon dioksida setiap tahunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement