REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara dilaporkan tengah mengalami kekurangan ruang rawat inap, menyusul membludaknya pasien. Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dr Syauqi Ibrahim Salim mengatakan, ia berencana untuk membangun satu atau dua lantai lagi untuk rumah sakit itu.
“Kami masih kekurangan jumlah kamar bagi para pasien, hingga terpaksa menidurkan sejumlah pasien di lorong-lorong rumah sakit,” ujar Salim kepada relawan Indonesia di Gaza Abdillah Onim, dalam rekaman video yang diterima Republika.co.id, Selasa (30/10).
Meski demikian Salim menjelaskan, untuk bisa merealisasikan rencana tersebut, Rumah Sakit Indonesia di Gaza masih memerlukan bantuan dari pemerintah dan rakyat Indonesia, serta para donatur yang turut membantu pembangunan rumah sakit. Menurutnya, izin perluasan sudah keluar untuk pembangunan dua lantai.
“Karena tekanan cukup besar dari jumlah korban luka-luka yang memerlukan perawatan di ruang UGD. Mereka harus ditidurkan di ranjang tambahan,” jelasnya.
Rumah sakit tersebut juga membutuhkan dana perbaikan setelah serpihan rudal Israel merusak beberapa bagiannya dalam serangan baru pada Jumat (26/10) lalu. Sejumlah ruangan hancur, seperti ruang rawat inap dan laboratorium.
Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Bait Lahya ini telah melayani 400 ribu warga Palestina dan merupakan rumah sakit pusat utama di utara Gaza. Salim mengatakan, rumah sakit tersebut menerima seluruh pasien dalam berbagai situasi kritis.