REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada Selasa (30/10), menyerukan untuk mengakhiri peperangan di Yaman. Ia mengatakan, perundingan yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri perang Yaman harus dimulai bulan depan.
Dalam sebuah pernyataan, Pompeo mengatakan, serangan rudal dan pesawat tak berawak oleh pemberontak Houthi terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab harus dihentikan. Koalisi yang dipimpin Saudi juga harus menghentikan serangan udara di semua daerah berpenduduk di Yaman.
Yaman adalah salah satu negara Arab termiskin dan menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Ini akibat dari perang yang berlangsung hampir empat tahun. Perang terjadi antara Houthi melawan pemerintah yang diakui secara internasional yang didukung oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Barat.
"Waktunya sekarang untuk penghentian permusuhan, termasuk serangan rudal dan UAV (pesawat tak berawak) dari daerah yang dikuasai Houthi ke Kerajaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Selanjutnya, serangan udara koalisi harus berhenti di semua daerah berpenduduk di Yaman," kata Pompeo.
Baca juga, PBB akan Gelar Perundingan Damai Yaman.
AS membantu koalisi dalam perang di Yaman dengan memberi bantuan bahan bakar jet dan memberikan pelatihan dalam serangan. Pompeo mengatakan, bulan lalu bahwa ia telah memberikan sertifikasi kepada Kongres AS bahwa Arab Saudi dan UEA bekerja untuk mengurangi korban sipil di Yaman.
Tiga perempat dari populasi Yaman, atau 22 juta orang, membutuhkan bantuan dan 8,4 juta orang berada di ambang kelaparan.
Utusan khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths mengatakan awal bulan ini bahwa PBB berharap untuk melanjutkan konsultasi antara pihak yang berperang pada November. Baik Pompeo dan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menyuarakan dukungan untuk upaya PBB.
Mattis, berbicara di sebuah forum di Washington pada Selasa, membela upaya AS dalam membantu mengurangi korban oleh koalisi pimpinan Saudi. Ia mengatakan, semua pihak perlu mengambil langkah yang berarti menuju gencatan senjata dan negosiasi dalam 30 hari ke depan.
Mattis menambahkan Saudi dan Emirat siap untuk menemukan solusi negosiasi dalam konflik. “Kami harus bergerak menuju upaya perdamaian di sini. Dan kami tidak dapat mengatakan bahwa kami akan melakukannya di masa mendatang. Kami perlu melakukan ini dalam 30 hari ke depan, ”kata Mattis.
Pompeo mengatakan konsultasi yang direncanakan oleh Griffiths akan dimulai pada November. Ini untuk menerapkan langkah-langkah membangun kepercayaan untuk mengatasi masalah yang mendasari konflik, demiliterisasi perbatasan, dan konsentrasi semua senjata besar di bawah pengawasan internasional.