REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Cuaca buruk yang melanda sejumlah wilayah di Arab Saudi telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Setidaknya 14 orang tewas dalam kondisi cuaca ekstrem di Saudi selama dua pekan terakhir.
Dari jumlah korban jiwa tersebut, Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil Saudi mengatakan satu orang meninggal di Riyadh, empat kasus tercatat di Makkah, dua di Provinsi Timur, satu di Asir, satu di Tabuk, tiga di Al-Baha, satu di Jazan dan satu di Hail.
Hujan lebat dan badai petir telah melanda wilayah Saudi. Para pejabat Saudi mengatakan, kondisi cuaca tahun ini merupakan yang paling buruk terjadi dalam beberapa dekade.
Sejak 19 Oktober, Pusat Bimbingan dan Komando di Riyadh telah menerima 423 permintaan bantuan dari pertahanan sipil, karena hujan lebat telah melanda 13 wilayah di Kerajaan Saudi.
Saudi Press Agency melaporkan, seperti dilansir di Arab News, Rabu (31/10), pasukan Pertahanan Sipil Saudi telah menyelamatkan 299 orang yang terdampar, termasuk 115 orang di Makkah. Sebagian besar dari mereka yang membutuhkan bantuan terperangkap di dalam kendaraan mereka.
Sebanyak 88 orang telah dievakuasi dan 282 mobil ditarik dari jalanan. Otoritas Umum Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan di Saudi telah memperingatkan cuaca buruk lebih lanjut dengan turunnya hujan di seluruh Kerajaan, disertai angin dan debu di beberapa daerah.
Wakil Menteri Air Saudi, Faisal Al-Subaie, mengatakan biasanya terjadi badai antara menengah dan berat sepanjang tahun ini di Saudi. Namun, tahun ini badai terjadi sangat parah.
Al-Subaie mengatakan, beberapa kota telah mengerahkan tim untuk menguras kelebihan air dan membersihkan pohon-pohon tumbang dan puing-puing di jalanan.
Sementara itu, Pertahanan Sipil Saudi telah meminta warga untuk mengambil tindakan pencegahan dan tidak mendekati daerah banjir atau wadi (palung sungai kering yang hanya mengandung air selama hujan lebat), yang kemungkinan akan meluap saat hujan lebat.