REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pada 20 Oktober, situs berbahasa Arab alawatanews.com menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa Putra Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman telah diberhentikan dari jabatannya.
Situs tersebut melansir dari kantor berita resmi, Lembaga Pers Saudi (SPA) yang menyatakan Raja Salman telah mencopot jabatan pangeran atas dasar tekanan pers dan hilangnya seorang jurnalis Jamal Khashoggi.
Namun belakangan terungkap, kabar tersebut ternyata adalah berita palsu. SPA tidak pernah menerbitkan artikel seperti itu, kendati isu pemberitaan dan penggambaran tentang pergantian pangeran sudah beredar di sejumlah media.
Seperti dilansir Reuters, cerita yang diterbitkan merupakan bagian dari sebuah pertarungan informasi sengit peperangan online terkait pembunuhan Khashoggi.
Jurnalis Washington Post tersebut terakhir terlihat memasuki konsulat Riyadh di Istanbul pada 02 Oktober. Ia dinyatakan tewas dan terbunuh sesaat setelah memasuki kantor Konsulat.
Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.
Alawatanews.com merupakan bagian dari jaringan yang memiliki setidaknya 53 situs yang bersikap layaknya otentik. Outlet berita berbahasa Arab, telah menyebarkan informasi palsu tentang pemerintahan Arab Saudi dan pembunuhan Khashogi.
Pengamat dari lembaga keamanan siber ClearSky Israel menyatakan alamat host- server dan pendaftaran menunjukkan bahwa website tersebut dioperasikan oleh jaringan yang sama. Banyak dari mereka memiliki kemiripan desain serta alamat situs, serta menerbitkan berita palsu yang serupa.
Alawatanews.com memberitakan bahwa MbS telah digantikan oleh saudaranya dikarenakan lepas tangan atas kasus kematian Khashoggi. Setelah diterbitkan secara online, berita palsu yang dibagikan melalui Twitter oleh akun otomatis bots secara langsung telah dibagikan di banyak situs.
Twitter mensuspensi akun tersebut segera setelah mendapat pertanyaan tentang mereka dari Reuters. Alawatanews.com, pemerintah arab saudi dan SPA tidak merespon atas komen yang diberikan.
Seseorang bernama Mohammed Trabay dengan alamat yang terdaftar di Mesir diduga sebagai pemilik dan operator dari 53 situs itu. Ketika dihubungi melalui telepon, pria yang memiliki identitas Mohammed Trabay tersebut mengkonfirmasi bahwa ia adalah pemilik situs tersebut. Namun telepon tersebut ditutup setelah diajukan pertanyaan yg lebih detail.
Pada komentar di email dia menolak dan menyatakan tidak mengetahui pertanyaan yang diajukan melalui telepon. "Maaf, saya tidak dapat menolongmu,kata nya. "Saya tidak berhubungan dengan situs yang anda paparkan"
Pemerintah Arab Saudi awalnya mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi pada Khashoggi. Namun di bawah tekanan, Riyadh mengubah versinya dan mengakui jika Khashoggi telah dibunuh. Presiden US Donald Trump telah mengatakan otoritas Saudi memiliki tingkat "ketertutupan terburuk".
Sementara itu, akun otomatis diketahui sebagai program komputer (Bot) juga telah membanjiri media sosial beberapa pekan terakhir. Banyak dari mereka mempromosikan pesan yang mendukung Arab Saudi dan bermaksud untuk melempar keraguan pada bukti bahwa kerajaan telah terlibat dalam kematian Khashoggi.