Ahad 04 Nov 2018 15:30 WIB

Potongan Tubuh Khashoggi Dimasukkan ke Dalam 5 Koper

Hingga kini jasad Khashoggi masih belum ditemukan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Surat kabar pro-Pemerintah Turki, Sabah, pada Ahad (4/11), menyebut bahwa jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi dimutilasi dan potongan tubuhnya dimasukkan ke dalam lima koper. Keterangan itu didapat Sabah dari beberapa pejabat Turki yang enggan disebutkan identitasnya.

Menurut beberapa pejabat tersebut, setelah potongan tubuh Khashoggi dimasukkan ke dalam koper, para pelaku kemudian membawanya ke kediaman konsul Saudi yang letaknya tak jauh dari gedung konsulat Saudi di Istanbul. Para pejabat mengatakan, Maher Mutreb, Salah Tubeigy, dan Thaar al-Harbi adalah tiga tokoh kunci dari 15 pelaku yang terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Mutreb diketahui adalah pembantu Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Sementara Tubeigy adalah kepala dewan ilmiah Saudi yang juga memiliki jabatan kolonel di kemiliteran Saudi. Sedangkan al-Harbi dilaporkan dipromosikan sebagai letnan di pengawal kerajaan Saudi tahun lalu.

Pada Rabu lalu, seorang jaksa Turki mengatakan bahwa Khashoggi dicekik dan dimutilasi. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dirinya memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Hingga kini jasad Khashoggi masih belum ditemukan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan, perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari pejabat tinggi Pemerintah Saudi. Namun, ia masih meragukan bila hal itu langsung dikomandoi oleh Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.

Kendati demikian, Erdogan tetap merasa kecewa karena Saudi belum juga mengungkap siapa dalang pembunuhan Khashoggi. “Kita harus mengungkap identitas para dalang di balik pembunuhan Khashoggi,” kata Erdogan dalam sebuah opini yang ditulisnya untuk the Washington Post pada Jumat (2/11).

Dunia Internasional Diminta Adili Para Pembunuh Khashoggi

Khashoggi merupakan jurnalis kondang Saudi yang menjadi kolumnis di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi. Pangeran MBS yang dipuji karena dianggap melakukan reformasi sosial di Saudi, tak luput dari kritikannya.

Dalam sebuah kolom di Washington Post pada 21 Mei lalu, Khashoggi menulis, “Kami diharapkan untuk dengan penuh semangat menyambut reformasi sosial dan menimbun pujian pada putra mahkota (MBS) sambil menghindari referensi apa pun kepada orang-orang Arab perintis yang berani mengatasi masalah ini beberapa dekade lalu.”

“Kami diminta untuk meninggalkan harapan kebebasan berpolitik, dan tetap diam tentang penangkapan dan larangan perjalanan yang berdampak, tidak hanya pada kritikus, tapi juga keluarga mereka,” kata Khashoggi dalam tulisannya.

Dalam sebuah artikel pada September lalu, Khashoggi kembali mengkritik MBS. Tulisan tersebut berjudul Saudi Arabia's Crown Prince Must Restore Dignity to His Country - by Ending Yemen's Cruel War. Melalui tulisannya itu, Khashoggi mendesak Saudi, terutama MBS, untuk segera mengakhiri perang Yaman yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement