REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman akan memulai tur dalam negeri selama sepekan pada Selasa (6/11). Perjalanan itu dilakukan saat pemerintah Arab Saudi sedang menghadapi krisis politik atas kasus pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
Rencana itu adalah kunjungan domestik pertama bagi raja berusia 82 tahun itu sejak ia menjabat pada 2015. Raja dijadwalkan berkunjung ke provinsi Qassim dan Hail, keduanya berada di barat laut Riyadh.
Situs berita online Sabq mengatakan raja akan meresmikan program kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Kunjungan itu dilakukan saat Arab Saudi menghadapi kecaman internasional atas pembunuhan Khashoggi di konsulatnya di Istanbul awal Oktober lalu. Riyadh awalnya membantah terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, tetapi kerajaan itu akhirnya mengakui pembunuhan Khashoggi dan mengidentifikasi 18 tersangka dalam kasus tersebut. Masih belum diketahui apakah Putra Mahkota Mohammed bin Salman, akan ikut dalam tur itu.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari "tingkat tertinggi" kerajaan. Namun, dia tidak percaya bahwa Raja Salman terlibat dalam pembunuhan itu. Kerajaan mengatakan bahwa putra mahkota tidak mengetahui apapun atas operasi pembunuhan itu.
Raja Salman mulai mengambil banyak peran dalam kebijakan Saudi. Padahal, ia telah mendelegasikan kekuatannya kepada Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). MBS telah memulai reformasi sosial dan ekonomi serta menyingkirkan beberapa bangsawan senior yang berbeda pendapat dengannya.