REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE -- Lebih dari 80 orang, kebanyakan anak-anak, diculik dari sekolah di kota Bamenda di Kamerun barat pada Senin (5/11) pagi, kata sumber pemerintah dan tentara. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan di wilayah berbahasa Inggris itu, tempat pemberontak memperjuangkan pembentukan negara terpisah.
Pemberontak memberlakukan jam malam dan menutup sekolah sebagai bagian dari perlawanan mereka terhadap pemerintahan berbahasa Prancis Presiden Paul Biya. "Sejumlah 81 orang diculik, termasuk kepala sekolahnya. Mereka dibawa ke hutan," kata sumber tentara kepada Reuters.
Juru bicara pemerintah menyatakan melacak suatu kejadian, tapi tidak dapat menerangkan lebih jauh.
Gerakan pemberontak meningkat pada 2017 sesudah tindakan keras pemerintah terhadap unjuk rasa damai. Banyak orang lari dari Bamenda dan pusat lain untuk mencari perlindungan di wilayah berbahasa Prancis, yang lebih damai.