REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Putra jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi, yakni Salah dan Abdullah Khashoggi, berharap jasad ayahnya dikembalikan. Mereka juga mengatakan ingin kembali ke negara petro dolar itu untuk memakamkan jenazah sang ayah.
Salah dan Abdullah Khashoggi mengeluarkan seruan emosional untuk kembalinya jasad ayah mereka. Keduanya menyebut ayah mereka seorang yang berani, dermawan, dan sangat berani.
"Saya benar-benar berharap apa pun yang terjadi tidak menyakitkan baginya, atau itu cepat. Atau dia memiliki kematian yang damai," ujar Abdullah dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNN pada Ahad (4/11).
Salah dan Abdullah mengaku telah mengalami kesedihan selama beberapa pekan serta diselimuti ketidakpastian tentang kepergian dan kematian sang ayah.
Mereka mengatakan, tanpa jasad ayah, pihak keluarga tidak akan mampu menjalani rasa duka serta menghadapi beban perasaan atas kematian ayah mereka
"Ini bukan keadaan biasa, sama sekali bukan kematian biasa. Yang kami inginkan sekarang adalah memakamkannya di al-Baqi’ di Madinah bersama seluruh keluarganya," kata Salah.
Ia mengatakan, keinginannya tersebut telah disampaikan kepada otoritas Saudi. "Saya sudah membicarakan masalah itu dengan pihak berwenang Saudi dan saya hanya bisa berharap bahwa itu segera terwujud," ungkap dia.
Salah mengatakan Raja Salman memberikan jaminan kepadanya, orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi akan diadili. "Kami hanya ingin memastikan bahwa dia beristirahat dengan damai," tutur Salah.
"Hingga saat ini, saya masih belum percaya bahwa dia sudah meninggal. Hati saya belum bisa menerima ini," kata dia.
Khashoggi dinyatakan hilang saat memasuki gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. Belakangan, Saudi dan Turki mengonfirmasi bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat.
Pada Rabu lalu, seorang jaksa Turki mengatakan bahwa Khashoggi dicekik dan dimutilasi. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dirinya memasuki gedung konsulat. Hingga kini jasad Khashoggi masih belum ditemukan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari pejabat tinggi Pemerintah Saudi. Namun, ia masih meragukan bila hal itu langsung dikomandoi Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud.
Kendati demikian, Erdogan tetap merasa kecewa karena Saudi belum juga mengungkap siapa dalang pembunuhan Khashoggi. “Kita harus mengungkap identitas para dalang di balik pembunuhan Khashoggi,” kata Erdogan dalam sebuah opini yang ditulisnya untuk the Washington Post pada Jumat (2/11).
Khashoggi merupakan jurnalis kondang Saudi yang menjadi kolumnis di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi. Pangeran MBS yang dipuji karena dianggap melakukan reformasi sosial di Saudi, tak luput dari kritikannya.