REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz memulai kunjungan kerja ke sejumlah wilayah di Saudi. Kunjungan ke beberapa wilayah di Saudi ini adalah yang pertama kalinya setelah ia naik tahta.
Namun aksi Raja Salman ini dilakukan saat dunia internasional mengecam keras Saudi atas insiden pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di kedutaan Arab Saudi di Iran 2 Oktober lalu.
Raja Salman ditemani putra mahkotanya Muhammad bin Salman di provinsi tengah Qassim. Televisi pemerintah setempat menyebut kunjungan Raja Salman ini merupakan tradisi dari tur beberapa wilayah di Saudi di kerajaan tersebut.
Koran Sabq milik pro-pemerintah melaporkan, Raja Salman juga akan mengunjungi wilayah utara Hail dalam tur pertamanya sejak ia naik tahta sebagai orang yang paling kuat di Timur Tengah pada 2015.
Baca juga, Asosiasi Turki Yakin Khashoggi Dibunuh.
Di wilayah Qassim, raja akan meluncurkan proyek kesehatan, pendidikan dan infrastruktur serta memeriksa "kondisi warga dan berkenalan dengan kebutuhan mereka", kata surat kabar Saudi Gazette, (5/11).
Dunia internasional marah terkait terbunuhnya wartawan Arab Saudi Jamal Khasoggi di Konsulat Saudi di Istanbul. Sejak awal Saudi enggan mengakui bahwa Khashoggi telah terbunuh dan dibunuh atas alasan tertentu.
Setelah bersikeras Khashoggi meninggalkan konsulat tanpa cedera, pihak berwenang Saudi mengatakan dia terbunuh dalam sebuah argumen yang justru merosot menjadi perkelahian. Namun akhirnya Saudi menerma apa yang dikatakan Turki sejak awal, bahwa Khashobbi terbunuh dalam serangan yang direncanakan.
"Hal ini secara luas dilihat sebagai krisis diplomatik terburuk yang dihadapi kerajaan sejak serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat," ungkap Associated Pers.
Pembunuhan Khasoggi mencemari Pangeran Muhammad bin Salman. Pria berusia 33 tahun ini merupakan penguasa dan pewaris de facto.
Dalam beberapa pekan terakhir, nasionalis Saudi telah berusaha untuk menggalang dukungan ke pangeran dengan puisi dan lagu.