REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Duta Besar Palestina untuk Brasil Ibrahim Alzeben mengatakan akan melobi Pemerintah Brasil agar membatalkan rencananya memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem. Ia berharap hal itu hanya sekadar janji kampanye dari presiden terpilih Jair Bolsonaro.
“Mari kita berharap ini adalah pengumuman kampanye. Kami berharap (pemerintah mendatang) akan mempertahankan posisi tradisional Brasil, menghormati resolusi PBB mengenai masalah ini,” kata Alzeben pada Senin (6/11), dikutip laman Al Araby.
Ia yakin keputusan memindahkan kedutaan besar Brasil untuk Israel ke Yerusalem dapat dibatalkan sebelum Bolsonaro dilantik. “Kami memiliki dua bulan untuk diplomasi untuk melakukan tugas ini. Saya ragu bahwa pemerintah terpilih tidak menginginkan perdamaian untuk kawasan itu,” ujarnya.
Bolsonaro, yang baru saja terpilih sebagai presiden Brasil, telah berjanji akan memindahkan kedutaan besar negaranya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. “Seperti yang dinyatakan sebelumnya selama kampanye kami, kami bermaksud memindahkan kedutaan Brasil dari Tel Aviv ke Yerusalem,” katanya melalui akun Twitter pribadinya pekan lalu.
Ia juga bermaksud menutup kedutaan besar Brasil di Palestina. “Apakah Palestina sebuah negara? Palestina bukanlah sebuah negara, jadi seharusnya tidak ada kedutaan di sini,” kata Bolsonaro.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sangat menyambut rencana Bolsonaro. Menurutnya, hal itu akan menjadi sebuah langkah yang bersejarah.
Brasil secara resmi mengakui negara Palestina pada 2010. Hal itu dilakukan pada masa pemerintahan presiden berhaluan kiri Luiz Inacio Lula da Silva. Pada 1975, di bawah kediktatoran militer, Brasil telah mengakui Organisasi Pembebasan Palestina sebagai gerakan pembebasan nasional. Hal itu membuat Brasil mengizinkan pembukaan misi diplomatik Palestina pada 1993.