REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia telah menyiapkan dana sebesar 2,18 miliar dolar AS untuk dihibahkan dan dipinjamkan ke negara-negara di Pasifik. Hal itu dinilai dilakukan untuk melawan pengaruh Cina di kawasan tersebut.
“Pemerintah, yang saya punya hak istimewa untuk memimpin, mengembalikan Pasifik ke tempat yang seharusnya, depan dan tengah. Ini tambalan kami, ini adalah bagian dari dunia kita,” ujar Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Kamis (8/11).
Menurut Morrison, dana yang telah disiapkan pemerintahannya akan dihibahkan atau dipinjamkan untuk keperluan pembangunan infrastruktur di negara-negara Pasifik. Telekomunikasi, energi, transportasi, dan proyek air, adalah beberapa proyek infrastruktur yang akan diberi suntikan dana oleh Australia.
Selain menyiapkan dana, guna memperkuat posisi Australia di Pasifik, Morrison juga akan memperluas kehadiran diplomatik di Pasifik. Hal itu dilakukan dengan mengirim diplomat ke beberapa wilayah, seperti Kepulauan Marshall, Polinesia Prancis, Niue, dan Kepulauan Cook.
Morrison mengungkapkan, negaranya akan menjalin dan memperkuat kerja sama dalam bidang pertahanan dan keamanan dengan pulau-pulau di Pasifik. Hal itu diaktualisasikan melalui kegiatan latihan gabungan.
Kendati tidak secara langsung menyebut Cina dalam pemaparannya, namun para analis menilai kebijakan yang diambil Morrison itu ditujukan untuk memerangi pengaruh Beijing di Pasifik. “Australia bereaksi terhadap apa yang dilakukan Cina. Australia membutuhkan lebih banyak alat untuk terlibat dengan Pasifik,” kata pakar kebijakan luar negeri Kepulauan Pasifik Jonathan Pryke.
Sementara profesor hubungan internasional di Melbourne La Trobe University Nick Bisley menilai, kebijakan Morrison di Pasifik akan menjadi tolok ukur apakah Australia dapat meningkatkan hubungan dengan Cina. “Pengumuman itu menjadi alat ukur apakah Australia dapat meningkatkan hubungan dengan Beijing sambil melakukan hal-hal yang sebelumnya mengganggu Cina,” ucapnya.
Cina telah menghabiskan dana sebesar 1,3 miliar dolar AS untuk pinjaman lunak dan donor bagi negara-negara di Pasifik. Hal itu menempatkan Cina sebagai negara pendonor terbesar kedua di Pasifik setelah Australia. Hubungan antara Australia dan Cina sendiri tak terjalin garmonis sejak Canberra menuding Beijing mengintervensi urusan domestiknya akhir tahun lalu.