REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menuding AS bertanggungjawab atas kejahatan kemanusiaan di Iran dan Yaman. Dia mengatakan AS mengeluarkan dana besar untuk konflik di Yaman.
Pada 30 Oktober, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerukan dihentikannya permusuhan di Yaman. Ia mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa serangan pesawat tanpa awak dan rudal terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mesti dihentikan dan serangan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi harus berhenti terhadap daerah yang berpenduduk padat di Yaman.
"Persis seperti dengan Yaman, @SecPompeo menyalahkan Iran atas sanksi tidak sah AS yang menghalangi akses orang Iran ke layanan keuangan bagi makanan dan obat. Secara alamiah, kami akan menyediakan makanan buat rakyat kami meskipun AS melancarkan upaya. Tapi AS bertanggung-jawab atas kejahatan terhadap manusia di Iran dan Yaman," kata Zarif, sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu.
Yaman porak-poranda akibat konflik sejak 2014, ketika gerilyawan Syiah Al-Houthi menguasai sebagian besar wilayah negeri itu, termasuk Ibu Kotanya, Sana'a. Konflik tersebut meningkat pada 2015, ketika Arab Saudi dan sekutu Arabnya melancarkan serangan udara di Yaman dengan tujuan menyerang Al-Houthi.
Selama beberapa bulan belakangan, sebagian besar pertempuran telah terpusat di Al-Hudaydah, tempat kedua pihak terus berperang dalam memperebutkan pelabuhan strategis yang berada di antara Laut Merah dan Teluk Aden. Kerusuhan yang berkecamuk di Yaman telah menghancurkan sebagian besar prasarana, sehingga membuat PBB menggambarkan situasi itu sebagai salah satu "bencana kemanusiaan paling buruk pada zaman modern".