Jumat 09 Nov 2018 15:39 WIB

Perang Amerika di Negara Lain Bunuh Setengah Juta Orang

Ratusan ribu warga sipil tewas dalam perang AS di Timur Tengah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Tentara Amerika di Irak
Foto: muslimdaily
Tentara Amerika di Irak

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekitar setengah juta atau 500 ribu jiwa yang tewas dalam perang Amerika Serikat (AS) melawan teror di Irak, Afghanistan, dan Pakistan sejak 2001. Dalam laporan yang disusun Brown University’s Watson Institute for International and Public Affairs diperkirakan korban tewas antara 480 ribu sampai 507 ribu jiwa, tapi banyak orang yang menyatakan jumlahnya lebih besar dari itu.

"Naik sekitar 110 ribu dibanding perhitungan sebelumnya, yang dihitung dua tahun lalu pada Agustus 2016," kata laporan tersebut seperti dilansir dari Japan Times, Jumat (9/11).

Jumlah kematian yang dihitung termasuk para teroris, polisi dan pasukan setempat, warga sipil ,serta pasukan AS dan sekutunya. Laporan itu menyebutkan meski perang AS di negara-negara Timur Tengah kerap diabaikan masyarakat, pers, dan pembuat undang-undang di AS tapi perang-perang ini masih berlangsung dengan ketegangan tinggi.

Penulis laporan tersebut, Neta Crawford mengatakan laporan-laporan yang diberikan AS dan pasukan setempat sering kali salah mengkategorikan. Seringkali jumlah warga sipil yang tewas disebut sebagai teroris.

"Kami tidak pernah tahu berapa total sesungguhnya yang tewas dalam perang-perang ini, contohnya puluhan ribu warga sipil yang tewas dalam perebutan kembali Mosul dan kota-kota lainnya dari ISIS, tapi jenazah mereka tidak pernah ditemukan," kata Crawford.

Laporan tersebut merinci jumlah korban tewas dalam perang-perang AS di Timur Tengah. Antara 182.272 sampai 204.575 warga sipil tewas di Irak, 38.480 ribu warga sipil tewas di Afghanistan, dan 23.372 warga sipil tewas di Pakistan.

Hampir sekitar 7.000 pasukan AS terbunuh di Afghanistan. Total jumlah itu tidak termasuk semua orang yang meninggal karena dampak tidak langsung dari perang-perang tersebut seperti tertimbun infrastruktur atau sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement