REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang sumber di kantor jaksaa agung Turki mengatakan otoritas Arab Saudi telah menggunakan zat asam florida dan bahan kimia lainnya untuk melenyapkan jasad jurnalis Jamal Khashoggi. Informasi itu diungkapkan setelah ditemukannya jejak-jejak zat asam terkait di sebuah sumur di rumah Konsul Jenderal Saudi Mohammed al-Otaibi di Istanbul.
Dilaporkan Aljazirah, para penyelidik Turki berhasil mengambil sampel dari sumur ketika pertama kali diberi akses ke kediaman al-Otaibi bulan lalu, yakni pada malam 16-17 Oktober. Saat itu, tim diberi akses terbatas ke kebun dan sumur di kediaman al-Otaibi.
Beberapa sampel diambil dari batang di area tersebut. Setelah diproses, ternyata ditemukan adanya zat asam florida. Sampel lain, yang diambil dari saluran pembuangan dan sistem drainase di sekitar distrik diplomatik juga menunjukkan penggunaan asam.
Pada 2 November lalu, Yasin Aktay, seorang pembantu dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia yakin jasad Khashoggi telah dilarutkan dalam asam. “Alasan mereka memutilasi tubuh Khashoggi adalah untuk melarutkan jasadnya lebih mudah,” katanya.
Beberapa hari setelah pernyataan Aktay, surat kabar Turki, Sabah, melaporkan bahwa Saudi mengirim ahli kimia dan toksikologi ke Istanbul. Misi mereka adalah untuk menutupi atau menghilangkan bukti pembunuhan Khashoggi. Menurut Sabah, para ahli itu datang pada 11 Oktober, yakni sembilan hari setelah Khashoggi dinyatakan hilang.
Sabah menyebut, ahli kimia Ahmad Abdulaziz al-Janobi dan ahli toksikologi Khaled Yahya al-Zahrani termasuk di antara 11 orang yang dikirim Riyadh. Keduanya mengunjungi gedung konsulat setiap hari hingga 17 Oktober. Pada 20 Oktober mereka meninggalkan Ankara.
Khashoggi dinyatakan hilang saat mengunjungi gedung konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Setelah penyelidikan bergulir selama sekitar dua pekan, Khashoggi dikonfirmasi dibunuh di dalam gedung konsulat.
Menurut Erdogan, pembunuhan Khashoggi terencana. Perintah pembunuhan, kata dia, berasal dari pejabat tinggi Saudi. Saudi telah menahan 18 orang yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Namun hingga kini belum diketahui siapa tokoh yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Khashoggi merupakan jurnalis kondang Saudi yang menjadi kolumnis di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi.
Baca juga, Sampel Sumur Ungkap Zat Asam Lenyapkan Jasad Khashoggi