REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Menteri Pekerjaan Umum Kuwait Hussam Al-Roumi menyerahkan surat pengunduran diri karena gagal menangani banjir, Sabtu (10/110. Pemerintah menyebut setidaknya satu orang tewas akibat banjir tersebut.
Sementara Kuwait Oil Company telah mencabut status darurat akibat banjir sluruh negeri tersebut. Anak perusahaan Kuwait Petrolemuim Corporation itu sudah mengoperasikan kembali pabrik mereka setelah sempat menangguhkan operasi.
Juru bicara Kuwait Oil Company Talal al-Khaled menulis di akun Twitter perusahaan tersebut status darurat sudah dicabut. Ia juga menulis semua ruang darurat akan diaktifkan untuk menangani cuaca yang buruk.
Menteri Dalam Negeri Kuwait membantah rumor banyaknya korban jiwa yang tewas akibat banjir ini. Mereka menyatakan hanya ada satu kematian yang sudah dilaporkan. Tentara dan garda nasional dimobilisasi untuk mengeluarkan air dari fasilitas-fasilitas dan jalanan utama.
Kantor berita Kuwait, KUNA melaporkan juru bicara parlemen Kuwait Marzaouq al-Ghanim mengatakan akan ada pertemuan di lembaganya untuk membahas dampak dari banjir ini. Sementara itu di Yordania banjir telah memakan korban jiwa lebih banyak.
Sekitar 12 orang dinyatakan tewas dalam hujan lebat dan banjir yang terjadi di Yordania. Mereka juga harus mengevakuasi turis asing dari kota kuno yang menjadi tempat wisata Petra dan beberapa destinasi wisata lainnya.