REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, pada Sabtu (10/11) sanksi terbaru Amerika Serikat (AS) yang diumumkan pekan lalu tidak memiliki efek pada ekonomi Iran. Teheran akan tetap bertahan kendati Paman Sam telah menjatuhkan sanksi.
"Sanksi itu tidak berdampak pada ekonomi kami karena Amerika telah menggunakan semua senjata yang ada dan tidak ada yang baru untuk digunakan melawan kami," kata Rouhani dalam pernyataan yang disiarkan langsung di televisi pemerintah.
Presiden AS Donald Trump telah memberlakukan sanksi baru kepada Iran untuk memaksa Teheran menghentikan program nuklir dan rudalnya. Sanksi juga dimaksudkan untuk membatasi dukungan Iran terhadap peperangan yang terjadi di Yaman, Suriah, Lebanon dan bagian lain dari Timur Tengah.
"Mereka baru saja mengeluarkan daftar panjang bank, cabang mereka dan perusahaan penerbangan dan pesawat mereka. Dan ini menunjukkan bahwa mereka hanya mencoba mempengaruhi bangsa Iran secara psikologis," kata Rouhani.
Baca juga, Irak: Sanksi Iran Kesalahan Startegis AS.
AS mengaku untuk sementara akan tetap mengizinkan delapan importir untuk tetap membeli minyak Iran. "Sekarang telah menjadi jelas bahwa Amerika tidak dapat memotong ekspor minyak Iran menjadi nol," kata Rouhani.
Pada Mei, Trump keluar dari kesepakatan nuklir Iran yang ditetapkan pada 2015. Washington mulai memberlakukan sanksi putaran pertama terhadap Iran pada Agustus. Sanksi terbaru diberlakukan awal November lalu dengan menargetkan minyak dan gas Iran serta industri perbankan Iran.